Oleh : Hayatdin, Muballigh tinggal di Bogor
Ada peristiwa penting pada akhir bulan Rabi’ul Awwal 1444 atau akhir bulan Oktober 2022 ini ,yaitu berkunjungnya Perdana Menteri Palestina Shtayyeh ke Indonesia.
Dalam pernyataannya di hadapan Presiden Joko Widodo, ia mengingatkan kembali agar Indonesia penengah dalam artian menjalin hubungan dengan pendudukan Israel. Hal itu akan menambah dan mendorong pengakuan dunia atas perilaku Zionis tersebut untuk terus membunuh rakyat Palestina.
Terlebih negeri Palestina mempunyai ikatan sejarah yang kuat dan harmonis dengan negeri Indonesia. Keduanya mempunyai permasalahan dan pengalaman yang sama, yaitu sama-sama negeri yang mengalami penjajahan.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Namun bedanya, Indonesia lebih dahulu merdeka, sementara negeri Paletina hingga hari ini belum menghirup udara kemerdekaannya.
Penjajah Israel bahkan semakin menjadi-jadi tanpa rasa kemanusiannya menghabisi jiwa dan raga serta tanah Palestina.
Padahal Palestina adalah negeri yang diberkati, negeri yang di dalamnya dipenuhi simbol-simbol kesucian, negeri yang disirami oleh darah para syuhada. Palestina juga adalah kiblat pertama bagi umat Islam. Ke negeri itu pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di-Isra’-kan.
Namun nasib yang menimpa tanah suci ini sungguh menyedihkan membuat sisi kemanusian kita teriris perih. Umat Islam di sana mengalami penderitaan berkepanjangan akibat tindakan zalim pasukan Zionis yang menganggap tanah ini sebagai tanah suci mereka.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Karena itulah mereka mempertahan tanah suci tersebut dengan segala cara dan upaya. Padahal bangsa Yahudi dalam sejarahnya adalah bangsa yang terusir dan tidak memiliki tanah tempat tinggal.
Umat Islam tentu sepakat bahwa Palestina bukan hanya masalah umat Islam yang tinggal di sana. Namun menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam di belahan dunia manapun. Karena di bumi Palestina pula terdapat masjid suci umat Islam yati Masjid Al-Aqsa.
Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah kontribusi apa yang bisa kita lakukan untuk Palestina?
Ada beberapa hal yang dapat diperankan oleh umat Islam dalam mewujudkan pembebasan Palestina ,seperti ditulis oleh Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya “Kewajiban yang Terlupakan”.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Paling tidak As-Sirjani membagi menjadi 1.135 gerakan untuk membebaskankan Palestina. Gerakan itu dimulai dengan peran dan kewajiban seluruh elemen umat Islam berupa diharuskannya umat Islam kembali total kepada Allah pemilik jagad raya dan pemilik segala kekuasaan dan kerajaan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran/3: 26).
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Selanjutnya, umat harus memahami permasalahan seutuhnya atas negeri Pestina, negeri yang tidak lepas dari sejarah kelahiran dan sejarah para Nabi. Palestina bukanlah negeri biasa seperti negeri-negeri lain di muka bumi.
Palestina mempunyai keistimewaan yang menjadikan perjuangan dalam kemerdekaannya memiliki rasa khusus yang hanya diketahui oleh orang-orang sholeh dari umat ini.
Palestina dikatakan bukanlah negeri biasa juga adalah karena negeri ini adalah negeri yang dirahmati Allah, mengingat di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa yang diberkati tempat sekelilingnya.
Bumi Palestina juga merupakan negeri Islam, dan agama Islam mewajibkan kaum Muslimin untuk memerdekakan negeri Islam manapun yang dijajah. Terlebih negeri Palestina yang terjajah ini memiliki karesteristik Islam yang mengharuskan adanya kesungguhan umat untuk memerdekakan dan membakar semangat seluruh lapisan umat untuk menyambut seruan jihad dan beramal sholeh.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Palestina juga dikatakan sebagai negeri yang merupakan tanah tempat berkumpul dan tempat berpencaran makhluk. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diriwayatkan dari Maimunah binti Al-Harist ia berkata, yang artinya : Aku bertanya kepada Rasululloh, “Wahai Rasulullah berikankah kami fatwa tentang Baitul Maqdis.” Rasulullah menjawab,“Ia adalah tanah tempat berkumpul tanah tempat berpencaran makhluk.”
Bukan hanya itu Palestina adalah negeri yang diperjuangkan kebebasan dan kemerdekaannya dengan limpahan darah para pejuang Islam generasi terdahulu.
Beberapa sahabat Rosulullah yang terkenal pernah menguju Al-Aqsa. Sebut saja sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah, Khalid bin Walid, Amru bin Ash, Surahbil Hasanah, Yazid bin Abu Sofyan, Muawiyah bin Abi Sofyan, dan sahabat lainnya.
Khalifah Umar bin Khatab pun mengunjunginya dan menyempurnakan kemerdekaannya atas dominasi tentara Romawi kala itu.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Di atas tanah tersebutlah terjadi beberapa peristiwa penting dalam sejarah perjalanan Islam seperti Perang Ajnadain dan Perang Baisan. Selanjutnya diikuti peristiwa perjuangan kemerdekaan yang menyeluruh seperti Perang Hithin dan Perang Ain Jalut.
Kini, fokus kita adalah pada kewajiban umat Islam untuk bersatu dalam menghadapi agresi Zionis Israel di tanah Palestina. Rezim Zionis telah melakukan kejahatan kemanuisan di muka bumi yang bertentangan dengan hak asasi manusi paling dasar yaitu kemerdekaan.
Sungguh umat Islam tidak boleh mendiamkan kebiadaban tentara Zionis Israel. Kita umat Islam wajib membela kehormatan agama Allah dan saudara-saudara seiman dan seagama.
Maka, jika umat Islam hanya diam dan membisu tanpa melakukan sesuatu, siapa yang akan menolong kaum Muslimin di Palestian. Siapa pula yang akan membebaskan Masjid Al-Aqsa dari cengkraman Zionis?
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang kukuh memiliki semua elemen kebesaran yang tidak tertandingim oleh umat lain manapun : akidah, pengikutnya, kekayaan, kepintaran, kemampuan dan lain-lain.
Kita mantapkan kembali kewajiban umat Islam berjuang dengan jiwa, raga dan harta. Termasuk berjuang dengan tulisan atau lisan. Lainnya dalah berjuang dengan cara solidaritas, baik berupa demostrasi perdamaian maupun mengadakan acara-acara yang menarik masa untuk mendukung rakyat Palestina.
Ini semua agar Palestina tetap di hati dan tujuan umat Islam, tidak terlupakan. Wallahu a’lam. (A/yat/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman