Ramallah, MINA – Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina (PA) pada Selasa (20/8) menyatakan keprihatinan atas promosi Israel untuk membantu emigrasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
Kementerian mengkritik pernyataan seorang pejabat senior Israel tentang masalah itu dan menyebutnya “sangat berbahaya”, demikian Times of Israel melaporkan.
Pejabat senior Israel yang berada di Ukraina sebagai bagian dari delegasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Kyiv, mengatakan pada Senin bahwa Israel siap membiayai warga Palestina di Gaza untuk beremigrasi, termasuk bersedia mempertimbangkan untuk mengizinkan penggunaan lapangan udara dekat Gaza untuk keberangkatan mereka ke negara tuan rumah yang baru.
Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu juga mengatakan, Dewan Keamanan Nasional Israel baru-baru ini bertanya kepada negara-negara Eropa dan Arab, apakah mereka siap menerima warga Palestina yang ingin meninggalkan Jalur Gaza, tetapi belum menerima tanggapan positif.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Dia menambahkan bahwa lebih dari 35.000 warga Palestina di Gaza meninggalkan wilayah itu pada 2018, tidak termasuk mereka yang pergi tetapi kemudian kembali lagi.
Meningkatnya jumlah orang Palestina yang beremigrasi dari Gaza bertepatan dengan keputusan Mesir untuk mulai membuka persimpangan Rafah, satu-satunya jalur pejalan kaki antara Gaza dan Mesir, secara lebih konsisten pada Mei 2018.
Kementerian Luar Negeri PA juga menuduh Israel menargetkan mata pencaharian warga Palestina di Gaza dan menekan mereka agar termotivasi untuk beremigrasi.
Gaza yang dikuasai Hamas menderita pasokan air dan listrik yang sangat tidak memadai, layanan kesehatan yang buruk, kemiskinan yang meluas, dan tingkat pengangguran yang tinggi.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Lima puluh tiga persen warga Palestina di Gaza hidup dalam kemiskinan, menurut laporan PBB Juni 2018. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel