Ramallah, MINA – Menteri Wakaf dan Agama Palestina Syaikh Hatem Al-Bakri, mengutuk pengibaran bendera disertai penyanyian lagu kebangsaan Israel di Masjid Al-Aqsa oleh sekelompok pemukim ekstrimis Yahudi, Selasa (3/5), sebagai serangan dan penodaan yang terang-terangan terhadap situs-situs suci di Yerusalem.
Dia menganggap apa yang terjadi hari ini di Masjid Al-Aqsa sebagai pembangkangan terang-terangan terhadap perasaan umat Islam di Palestina serta dunia Islam dan Arab, juga pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsa; situs suci khusus Muslim paling sensitif di Palestina.
“Apa yang terjadi hari ini di Masjid Al-Aqsa hanya dapat dijelaskan oleh keinginan pendudukan Israel untuk memicu perang agama yang dapat mereka mulai tetapi tidak akan dapat dihentikan,” tegas Syaikh Al-Bakri dilaporkan WAFA, Selasa.
Dia meminta komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan yang peduli dengan warisan dan urusan budaya untuk bekerja mengakhiri serangan yang tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Syaikh Al-Bakri meminta warga Palestina dan semua orang Muslim dan Arab untuk meningkatkan kehadiran mereka di Masjid Al-Aqsa guna merusak rencana Israel memaksakan pembagian secara tempat dan waktu dari kompleks suci kiblat pertama bagi umat Islam tersebut.
Senada Syaikh Al-Bakri, Hussein Al-Sheikh, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Komite Sentral Fatah serta kepala Otoritas Umum Urusan Sipil di Otoritas Palestina juga mengecam tindakan oleh kelompok pemukim ekstrimis Yahudi tersebut sebagai pengabaian yang keterlaluan terhadap perasaan rakyat Palestina, Arab, dan Muslim.
“Ancaman para pemukim (Israel) melakukan itu adalah kelanjutan dari kampanye rasis ekstremis yang berupaya menanamkan perpecahan di Al-Haram Al-Sharif (Masjid Al-Aqsa) dan untuk memicu perang agama nasional di wilayah tersebut,” katanya dalam sebuah cuitan di akun Tweeternya. (T/R1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon