Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PALESTINA KECAM LARANGAN MASUKI AL-AQSHA

Rana Setiawan - Selasa, 25 Agustus 2015 - 01:15 WIB

Selasa, 25 Agustus 2015 - 01:15 WIB

570 Views

Gilad Erdan.(Foto: Haaretz)
Gilad Erdan.(Foto: Haaretz)

Gilad Erdan.(Foto: Haaretz)

Ramallah, 9 Dzulqa’dah 1436/24 Agustus 2015 (MINA) – Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam seruan yang dibuat Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan yang melarang masuknya warga Muslim Palestina untuk memprotes kehadiran para ekstremis Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds.

Kementerian mengatakan langkah tersebut merupakan bukti baru bahwa Israel bermaksud untuk menegakkan sebuah pemisahan spasial dan temporal dari Masjid Al-Aqsha antara Muslim dan Yahudi.

Sebelumnya, media Israel mengatakan, Senin (24/8) pagi, Erdan telah mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon, mendesaknya untuk melarang sekelompok Muslimin dan Muslimah yang menggelar aksi protes, sering disebut sebagai “Murabitin” (Muslimin) dan “Murabitat” (Muslimah), yang berkumpul di Masjid Al-Aqsha setiap hari dalam rangka untuk memblokir masuknya para pemukim ilegal ekstremis Yahudi menuju situs tersuci ketiga dalam Islam itu.

Hampir setiap hari, kelompok pemukim ilegal ekstremis Yahudi Israel melakukan kunjungan provokatif ke kompleks Masjid Al-Aqsha untuk melakukan ritual keagamaan di kiblat pertama bagi umat Islam tersebut, demikian Kantor Berita Palestina WAFA sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Mereka sering dihadapkan oleh Murabitin dan Murabitat yang berkumpul untuk mencegah mereka dari mengadakan tur provokatif di lingkungan Al-Aqsha dengan meneriakkan slogan-slogan religious, seperti kalimat Takbir.

Sebelumnya, Polisi Israel, Ahad (23/8) kemarin, mencegah sekitar 20 Muslimah Palestina memasuki Al-Aqsha, sementara memungkinkan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel ke dalam kompleks masjid, demikian menurut Koresponden WAFA.

Pasukan Khusus Polisi Israel mendirikan barikade di dekat Al-Aqsha, memaksakan pembatasan masuknya jamaah Muslim Palestina dan mencegah sekitar 20 Muslimah memasuki kiblat pertama umat islam itu karena berusaha untuk menangkis upaya tur provokatif pemukim ekstremis Yahudi di kompleks masjid.

Untuk dicatat, polisi Israel telah melarang banyak warga Muslim Palestina memasuki masjid untuk berbagai periode waktu dengan dalih yang sama.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Al-Aqsha terletak di Al-Quds Timur, bagian dari wilayah Palestina yang diakui secara internasional telah diduduki militer Israel sejak 1967.

Kontrol Penuh Israel

Situs bersejarah tersebut telah berada di jantung kerusuhan dalam beberapa bulan terakhir saat warga Palestina turun ke jalan memprotes sering dan meningkatkannya kehadiran pemukim ekstremis Yahudi di Al-Aqsha.

Rakyat Palestina khawatir jika pengunjung Yahudi diizinkan beribadah di halaman Masjid Al-Aqsha yang suci setiap harinya, akhirnya akan menyebabkan perubahan permanen, yang akan menghasilkan kontrol penuh Israel serta larangan masuk dan ibadah bagi umat Islam.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Kekhawatiran itu dihasilkan oleh kebijakan Israel yang mencegah warga Palestina dari Tepi Barat dan Gaza untuk memperoleh izin memasuki Al-Quds agar dapat beribadah di Masjid Al-Aqsha. Banyak pembatasan ditempatkan pada pintu masuk para pribumi Al-Quds menuju situs suci, termasuk menahan kartu identitas mereka hingga mereka meninggalkan Masjid.

Situs Suci itu telah menjadi saksi bentrokan berulang dalam beberapa tahun terakhir antara rakyat Palestina dengan polisi Israel, paling sering karena kunjungan provokatif ekstremis Yahudi yang percaya Masjid Al-Aqsha harus diganti dengan sinagog Yahudi. (T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda