Ramallah, MINA – Juru bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan, seruan menteri ekstremis Israel Itamar Ben Gvir untuk mendirikan sinagog di dalam Masjid al-Aqsa sangat berbahaya.
Dia menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan menerima gangguan apa pun terhadap Al-Aqsa, yang merupakan garis merah yang tidak boleh diganggu sama sekali.
Abu Rudeineh menambahkan, seruan yang ditolak dan dikecam untuk mengganggu Masjid Al-Aqsa ini merupakan upaya untuk menyeret wilayah tersebut ke dalam perang agama yang akan membakar semua pihak.
“Wilayah al-Haram al-Sharif (Masjid Al-Aqsa), yang luasnya 144 dunam atau 14,4 hektar, hanya milik umat Islam,” tegasnya dilaporkan Kantor Berita Nasional Palestina, Wafa, Senin (26/8).
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Abu Rudeineh menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya pemerintah Amerika Serikat (AS), untuk segera mengambil tindakan guna mengekang pemerintahan sayap kanan ekstremis Zionis ini dan memaksanya untuk mematuhi status quo hukum dan sejarah di Yerusalem.
Juru bicara presiden tersebut mengemukakan bahwa dukungan politik, militer, dan finansial AS-lah yang mendorong para ekstremis ini untuk melanjutkan agresi terhadap rakyat Palestina, tanah mereka, dan kesucian mereka.
Ia menekankan, AS memikul tanggung jawab atas perang pemusnahan yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza, juga operasi pembunuhan, penahanan, serta penghancuran di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
“AS harus memaksa sekutunya, Israel, untuk menghentikan berbagai serangan, agresi, dan terorisme di tanah jajahannya,” pungkas Abu Rudeineh.[]
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel