Al-Quds, 2 Rajab 1438/ 30 Maret 2017 (MINA) – Gerakan perlawanan Hamas menyebutkan, Peringatan Hari Bumi Palestina ke-41 merupakan titik balik konflik dengan Israel, bangsa Palestina selalu melawan upaya untuk menghapus atau mengubah indentitasnya.
Tanggal 30 Maret selalu diperingati sebagai Hari Bumi, merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada tahun 1976. Saat itu, tentara pendudukan Israel menyita lahan tanah milik rakyat Palestina di wilayah pendudukannya, hingga berujung kepada perlawan rakyat dan jatuhnya korban meninggal dan luka-luka.
“Dari tahun 1948 sampai sekarang, bangsa Palestina melawan perundingan untuk berdamai atau berkompromi dengan para perampas tanah airnya,” kata Hamas.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Melalui keterangan pers yang dikirim Hamas kepada Kantor Berita Anadolu dikutip MINA, Kamis (30/3), waktu kembalinya pengungsi Palestina ke tanah milik mereka semakin dekat.
“Pembebasan tanah Palestina, pengembalian hak-hak yang telah hilang dan pemulangan pengungsi ke kota-kota kelahirannya akan segera terwujud,” tegas Hamas dalam pernyataannya.
Perlawanan sebagai bentuk penolakan terhadap distorsi sejarah yang dilakukan otoritas pendudukan Israel dan penghilangan identitas rakyat Palestina dari tanah kelahirannya.
“Bangsa Palestina pantang untuk mundur dalam memperjuangkan tanah milik mereka,” tulis Hamas.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Hari Bumi 30 Maret merupakan hari terjadinya perlawanan antara otoritas Israel dengan Intifadhah rakyat Palestina 48.
Pada 30 Maret 1976, rezim Zionis itu merampas ribuan hektar tanah milik warga Palestina di wilayah pendudukan demi menyempurnakan kebijakan imperialismenya. (T/R12/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina