Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PALESTINA PERINGATKAN ISRAEL TIDAK GANGGU PEMERINTAHAN BARU

kurnia - Selasa, 3 Juni 2014 - 19:38 WIB

Selasa, 3 Juni 2014 - 19:38 WIB

525 Views ㅤ

Mahmoud Abbas1
Presiden Palestina, Mahmud Abbas.

Mahmoud Abbas1

Photo : Press Tv Presiden Palestina, Mahmoud Abbas

Ramalah, 5 Sya’ban 1435/3 Juni 2014 (MINA) – Presiden  Pemerintah Persatuan Nasional Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan Israel terhadap segala tindakan yang mengganggu kegiatan pemerintahan yang baru terbentuk.

“Setiap tindakan yang  diambil oleh pemerintah Israel dan pengaruhnya pada kepentingan rakyat Palestina tidak akan berlalu tanpa respons oleh kami. Kami tidak ingin terjadi eskalasi ketegangan baru lagi, “kata Abbas, demikian laporan Press Tv diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

Dia membuat komentar setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam mengambil apa yang disebutnya, langkah-langkah hukuman sebagai tanggapan terhadap pembentukan pemerintah baru Palestina.

Pertemuan kabinet baru pemerintah persatuan Palestina dipanggil “untuk mengizinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjatuhkan sanksi tambahan pada Otoritas Palestina,” kata Netanyahu, Senin (2/6).

Baca Juga: Israel Diam-Diam Gelar Upacara Penghormatan untuk Tentara Genosida di Gaza

Sementara itu, Abbas mengatakan, Palestina tidak akan tinggal diam jika Israel melakukan aksi  memecah belah, dan akan menggunakan segala cara dengan politik, diplomatik, dan hukuman untuk menanggapi sanksi Israel. Kabinet baru pemerintahan persatuan Palestina disumpah sebelum Abbas di Ramallah di Tepi Barat Senin.

Kabinet yang  dipimpin oleh Perdana Menteri Rami Hamdallah itu terdiri dari 17 menteri termasuk 5 dari gerakan Hamas. Israel menyebut gerakan Hamas perlawanan kelompok teroris.

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk bekerjasama dengan pemerintah baru dalam langkah yang dipandang sebagai penolakan dari rezim Israel, yang telah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak mengakui pemerintah persatuan baru Palestina.

Pada April, Fatah dan Hamas menandatangani perjanjian untuk mengakhiri tahun persaingan dan membentuk pemerintah persatuan.(T/P012/EO2)

Baca Juga: Palestine Book Awards 2025 Catat Rekor Pengiriman Jumlah Buku Terbanyak

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Muslim Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa

Rekomendasi untuk Anda