DUBES PALESTINA RASAKAN SUASANA KEKELUARGAAN DI KAA

Presiden Indonesia Joko Widodo bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Faris Mehdawi
Presiden Indonesia Joko Widodo bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Faris Mehdawi

, 2 Rajab 1436/20 April 2015 (MINA) – Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Faris Mehdawi mengungkapkan apresiasi dan semangat kekeluargaan yang ada selama peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika di Jakarta berlangsung.

“Hari ini saya merasakan semangat kekeluargaan yang luar biasa dari para peserta konferensi,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) seusai pertemuan Senior Offical Meeting pada Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center.

Dia menuturkan sejauh pertemuan pertama, para peserta antusias menyelesaikan rancangan untuk Deklarasi Palestina yang sebelumnya dibahas di Majelis Umum PBB, New York beberapa waktu lalu.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada masalah selama pembahasan rancangan tersebut. “Para peserta antusias untuk membantu Palestina,” katanya.

Perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya terus berlangsung, sehingga Peringatan tahun ini menjadi momentum menggalang dukungan Asia Afrika untuk mempersiapkan agar Palestina mengisi pembangunan.

Pemerintah Indonesia melalui New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP), dari sejak tahun 2008 hingga 2010 telah melaksanakan sebanyak 24 program capacity building bagi Palestina di berbagai sektor, dan di ikuti oleh 111 peserta.

Ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan capacity building bagi 1000 orang Palestina hingga tahun 2013.

Sejauh ini, lebih dari 30 negara yang sudah mengkonfirmasi kehadiran delegasinya dalam acara itu dan pemerintah mengharapkan delegasi yang hadir setingkat kepala negara.

KTT itu merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Awalnya, KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan serta dikoordinasi Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Sunario.

Pertemuan pertama berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Palestina sebagai satu-satunya daerah yang masih dijajah akan menjadi fokus utama dalam pertemuan yang akan digelar di dua kota, Jakarta dan Bandung nanti.(L/R04/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Comments: 0