Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Palestina Serahkan Proposal Tandingan untuk Rencana Perdamaian Trump

siti aisyah - Rabu, 10 Juni 2020 - 21:51 WIB

Rabu, 10 Juni 2020 - 21:51 WIB

10 Views ㅤ

Ramallah, MINA  – Para pejabat Palestina meningkatkan upaya diplomatik dalam upaya terakhir untuk menghentikan aneksasi Israel atas wilayah Palestina.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan kepada wartawan pada Selasa (9/6) bahwa tawaran balasan politik telah diserahkan kepada kelompok penengah dalam konflik, yang terdiri dari PBB, Amerika Serikat, Rusia dan Uni Eropa

“Kami mengajukan kontra-proposal ke Kuartet (kelompok penengah) beberapa hari yang lalu,” katanya seperti dikutip Daily Sabah, Rabu (10/10).

Ia mengatakan, pihaknya mengusulkan pembentukan “negara Palestina yang berdaulat, merdeka dan demiliterisasi” dengan “modifikasi kecil perbatasan jika diperlukan.”

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Diumumkan pada akhir Januari lalu di Washington, rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump memberikan pencaplokan oleh Israel atas permukimannya dan Lembah Jordan di Tepi Barat yang diduduki.

Palestina telah menolak rencana itu secara keseluruhan, yang juga menyediakan pembentukan negara Palestina tetapi di wilayah yang direduksi dan tanpa Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Dalam beberapa hari terakhir, demonstrasi menentang  aneksasi telah berlipat ganda di Tepi Barat dan juga di Israel.

“Kemarahan ada di sana, ketidakpuasan ada di sana, frustrasi ada di sana dan semua itu membuat lebih banyak masalah,” kata Shtayyeh.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Sebuah jajak pendapat Israel pekan lalu juga menunjukkan sebagian besar warga Israel khawatir bahwa aneksasi akan memicu pemberontakan Palestina. Pemberontakan Palestina terbaru, yang dikenal sebagai Intifada Kedua, meletus pada awal 2000-an dan termasuk gelombang pemboman bunuh diri dan tanggapan mematikan Israel.

Lebih dari 450.000 warga Israel tinggal di pemukiman ilegal menurut hukum internasional di Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan rumah bagi 2,7 juta warga Palestina.

Para analisis mengatakan bahwa Netanyahu memiliki peluang sempit untuk bergerak maju dengan pencaplokan, sebelum pemilihan presiden AS pada November karena dapat membuat sekutu dekatnya Trump gagal terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai Presiden. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah