Ramallah, MINA – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menyerukan pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ditambah Liga Negara-Negara Arab dan Negara Tekluk GCC, untuk membahas bahaya yang dihadapi Tempat-Tempat Suci di Yerusalem (Al-Quds).
Menurut Kantor Berita Palestina Wafa, Al-Maliki, yang ditugaskan oleh Presiden Mahmoud Abbas, mengadakan kontak pada hari Ahad (3/12) dengan Sekjen Liga Negara Arab, Ahmed Abul-Gheit, Sekjen OKI Youssef Al-Othaimin, dan Sekjena Dewan Kerjasama Teluk GCC Abdul Latif Zayani.
Maliki menjelaskan perkembangan terakhir di Palestina pada umumnya, dan apa yang menjadi rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara pendudukan Israel.
Ia menambahkan, “Bila terjadi ini menunjukkan pelanggaran terhadap resolusi internasional yang terkait dengan konflik Palestina-Israel di satu pihak, dan konflik Arab-Israel di sisi lain”.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Ia juga memperingatkan Trump mengenai dampak serius dari langkah tersebut.
“Hal itu akan meledakkan situasi di wilayah Palestina dan wilayah tersebut,” tegasnya.
Menlu Al-Maliki mengatakan, pertemuan darurat semacam itu penting karena mereka akan membahas langkah-langkah yang harus diambil mengenai tindakan AS yang tidak bertanggung jawab tersebut.
“Harapan kami tentu keputusan tersebut akan proporsional dengan ukuran Yerusalem dan pentingnya sebagai ibukota negara Palestina di masa depan,” imbuhnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Maliki melaporkan, Presiden Abbas juga telah menghubungi banyak pemimpin di negara-negara Arab, Islam, Teluk dan internasional, bahaya akibat keputusan Trump tersebut dan konsekuensi seriusnya.
Sementara itu, di Jalur Gaza, seorang anggota biro politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Salah al-Bardawil, mengatakan, menghadapi hal itu Fatah-Hamas harus semakin menyatukan barisan internal untuk menghadapi agresi Zionis di lapangan dan rencana AS.
“Situasinya sangat serius, dan AS telah menyatakan rencana gandanya yang tidak adil. AS telah mendukung tren Zionis dalam merusak hak rakyat Palestina,” ia menambahkan.
Bardawil meminta semua institusi Arab dan Islam untuk mengambil peran mereka dalam menghadapi pendudukan Zionis. Terutama dalam melindungi situs suci di Al-Quds. (T/RS2/RS3)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)