Palestina: Siapa Kawan, Siapa Lawan?

Oleh: Taufiqurrahman, Lc (Redaktur MINA Bahasa Arab)

Perang antara para pejuang Palestina melawan pasukan Zionis Israel bukan hanya semakin membuka borok Zionis Israel di mata dunia, tetapi juga membuka mata umat Islam siapa yang berada di atas manhaj yang lurus dan siapa yang berada dalam kesesatan, siapa yang mukmin dan siapa yang kafir dan munafik, siapa yang berada di atas ilmu dan siapa yang bodoh. Siapa yang pejuang sejati dan siapaa yang menjadi penjahat dan teroris.

Perang Palestina-Zionis mengungkap siapa saja musuh kaum Muslimin, siapa pendukung-pendukungnya, siapa yang memback up dananya, termasuk para buzzer yang mempropagandakan Zionis Israel.

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ {١٤٠} وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَمْحَقَ ٱلْكَٰفِرِينَ {١٤١} أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ {١٤٢} (ال عمران [٣]: ١٤٠ـــ١٤٢)

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran: 140-142).

Di antara hikmah Allah Ta’ala mempergilirkan kemenangan dan kekalahan bagi umat ini adalah untuk memperlihatkan kepada kita mana di antara umat Islam yang beriman dan mana yang munafik. Kemenangan dan kekalahan dalam medan adalah ujian yang mensucikan hati orang beriman dari penyakit kemunafikan dan membersihkan barisan mereka dari kaum munafik.

Permusuhan kaum munafik terhadap umat Islam begitu nyata dan jelas, sejelas  permusuhan kaum kuffar kepada Muslimin. Hanya bagi sebagian muslimin, garis pemisah antara Muslim sejati dengan kaum Munafik masih samar dan abu-abu.

Untuk itulah, Allah syariatkan jihad untuk menampakkan garis pemisah itu di hadapan umat sehingga kita tak perlu resah dan gelisah saat mereka lari dari medan perang. Tak perlu pula kita bimbang mengeluarkan mereka dari barisan perjuangan yang lurus ini. Karena orang Munafik tidak akan betah berlama-lama berada dalam barisan perjuangan.

Allah Ta’ala berfirman:

{ فَذَرْهُمْ فِي غَمرَتِهِم حَتَّى حِينٍ }

“Maka biarkanlah mereka berada dalam kesesatannya sampa ajal tiba,” (Al Mukminun: 54)

Bagi orang beriman jalan jihad membebaskan Al Quds dari perusakan Zionis Israel telah kokoh berdiri di atas pijakan syar’i. Syariat, akal dan pengalaman membuktikan tidak ada jalan mewujudkan misi suci itu selain mengangkat senjata. Maka mereka yang berada di barisan ini adalah para mujahid yang ikhlas kepada Allah dan ittiba’ kepada sunnah RasulNya shallallahu’alaihi wa sallam.

Al ‘Allaamah Syeikh Bin Baaz rahimahullah melalui fatwanya seputar jihad di Palestina menegaskan jihad muslimin di Palestina adalah jihad yang Islami dan mereka adalah orang-orang pilihan. Karena mereka ditindas, maka wajib bagi mereka mempertahankan agama, jiwa, keluarga dan anak-anak serta mengusir musuh dari tanah mereka dengan segenap kemampuan dan kekuatan.

Bahkan, beliau memfatwakan, wajib bagi negeri-negeri Muslim dan umat Islam secara keseluruhan untuk berperan aktif dan ambil bagian dari perjuangan tersebut sebagai wujud ukhuwah Islamiyah serta walaa kita kepada sesama Muslim, sekaligus wujud sikap baraa kita dari musuh-musuh Islam.

Fatwa tersebut menegaskan, wajib atas kaum Muslimin di seluruh dunia membela dan menolong saudara kita di Palestina hingga mereka merdeka dan terbebas dari kedzaliman Zionis Israel.

Allah Ta’ala berfirman:

{ إِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُونِ }

“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al Anbiya: 92)

Allah Ta’ala berfirman

{ وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ}

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain,” (At Taubah: 71)

Dari Nu’man bin Basyir radliallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Dan dari Abu Musa radliallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda

الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“”Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain. ” kemudian beliau menganyam jari jemarinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan dari Jabir radliallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda

مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ سبحانه وتعالى فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فيه نُصْرَتَهُ

“Tidaklah seseorang menelantarkan seorang mukmin pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan, melainkan Allah akan menelantarkannya pada suatu tempat yang ia sangat mengharapkan pertolongann-Nya. Dan tidaklah seseorang menolong seorang muslim yang berada pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan di dalamnya, melainkan Allah akan menolongnya pada suatu tempat yang ia sangat mengharapkan pertolongan-Nya.” (HR Abu Daud)

Maka seharusnya sebagai wujud walaa kita kepada saudara-saudara kita di Palestina, wajib atas kita membela, mendukung dan berusaha menolong mereka. Bukan justru dengan melemahkan perjuangan mereka dengan membuat tuduhan sesat atau menebar informasi sesat tentang mereka. Apalagi menggunakan informasi sesat dari pihak musuh untuk menjatuhkan kehormatan pejuang-pejuang Palestina.

Ketahulilah bahwa sikap tersebut tanpa disadari justru berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam lalu melemahkan kekuatan kita. Sadarkah kalian yang menuduh para pejuang itu berjihad untuk mencari dunia bahkan menuduh mereka adalah buatan Zionis Israel, sadarkah kalian sebenarnya kalian sedang memposisikan diri berada di pihak musuh yang menginginkan umat Islam memusuhi saudara-saudaranya yang berjuang di Palestina.

Bukankah kita belajar dari perang Uhud di mana Allah tampakkan orang-orang munafik yang tidak menginginkan jihad itu terjadi dan berharap Rasul dan para sahabatnya kalah sehingga mereka menemukan pembenaran atas sikap mereka yang enggan bergabung dalam barisan jihad!

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَقَالُوا۟ لِإِخْوَٰنِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ أَوْ كَانُوا۟ غُزًّى لَّوْ كَانُوا۟ عِندَنَا مَا مَاتُوا۟ وَمَا قُتِلُوا۟ لِيَجْعَلَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ حَسْرَةً فِى قُلُوبِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ}

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: “Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh”. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran 156)

Wahai saudaraku, perlawanan demi perlawanan yang dilancarkan mujahidin di Palestina terhadap penjajah Zionis Israel merupakan tahapan penting bagi upaya pembebasan Al Quds. Jika telah tetap secara prinsip-prinsip syar’i dan di atas ilmu bahwa perlawanan itu bagian dari jihad syar’i sebagaimana pendapat para ulama, maka wajib atas kita terlibat secara langsung atau tidak langsung ke dalam barisan jihad itu dengan segenap kemampuan kita, baik dengan jiwa, tenaga, pikiran ataupun harta.

Ketahuilah bahwa medan jihad kita dalam upaya membebaskan Palestina tidak terbatas pada perang fisik, melainkan juga perang politik, perang intelejen, perang ekonomi, perang teknologi, perang informasi dan perang pemikiran. Sisi manapun yang kita sanggup terlibat di dalamnya maka kerahkanlah segala kemampuan kita.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

“Dari Anas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Perangilah orang-orang musyrik dengan harta, jiwa dan lidah kalian.” (HR Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani).

Di level politik, sudah seharusnya pemimpin-pemimpin muslim menggunakan kekuasaan politiknya untuk membela Palestina, baik melalui tekanan politik, pemutusan hubungan diplomasi atau kebijakan-kebijakan anti Zionis Israel.

Dari aspek ekonomi, umat Islam bisa turut memboikot produk-produk yang mendukung Zionis Israel. Dan dari aspek informasi, kita dapat mengcounter beragam informasi hoax yang menyudutkan Islam dan Muslimin, dan membangun opini publik yang membela dan mendukung Palestina baik melalui lisan, tulisan di media massa ataupun media sosial.

وإنه لجهاد نصر أو استشهاد

Referensi:

Tafsir Ath Thobari, 6/86

https://tinyurl.com/57x47kk9

(A/RA2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: توفيق

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.