Oleh M Nur Fadhil, Mahasiswa STAI Al Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Palestina adalah wilayah geografis yang terletak di Timur Tengah, dan sering menjadi fokus perhatian internasional karena konflik berkepanjangan antara penjajah Israel dengan Palestina.
Palestina, terletak di pesisir timur Laut Tengah, berbatasan dengan Yordania di timur, Suriah di timur laut, Mesir di barat daya, dan Lebanon di utara.
Baca Juga: Saatnya Wanita Generasi “Z” Beraksi
Wilayah yang dikenal sebagai Palestina meliputi dua area utama: Tepi Barat dan Jalur Gaza. Negara ini merupakan wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, dan agama, Namun juga merupakan wilayah yang menarik perhatian internasional karena konflik politik yang berkepanjangan.
Palestina adalah tanah air rakyat Palestina dan pusat keagamaan penting bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim. Ini telah menjadi medan pertempuran politik dan militer selama beberapa dekade.
Konflik antara Israel dan Palestina menciptakan situasi kompleks di mana klaim tanah, hak asasi manusia, keamanan, dan ketegangan etnis dan agama menjadi faktor kuncinya. Pada dasarnya perselisihan adalah mengenai klaim para pihak atas wilayah yang sama.
Penjajah Israel mengklaim sebagian besar wilayah Palestina sebagai negara Yahudi. Namun mayoritas warga Palestina berjuang untuk mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut.
Baca Juga: Thufanul Aqsa, Perjuangan Menuju Kebebasan
Konflik ini pun telah menimbulkan penderitaan besar bagi rakyat Palestina, jutaan orang kehilangan rumah, keluarga, dan mata pencaharian.
Sementara itu, Zionis Israel juga mengalami serangan perlawanan dan ancaman keamanan yang serius. Upaya perdamaian yang berulang kali sering kali tidak berhasil karena ketegangan yang terus berlanjut antara kedua negara.
Organisasi-organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah berupaya untuk menengahi perselisihan ini, namun solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak masih sulit diperoleh.
Sejarah Palestina
Baca Juga: Enam Tips Hadapi Musim Penghujan
Palestina memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Wilayah ini dulunya dihuni oleh bangsa-bangsa kuno seperti Kanaanit, Filistin, Ibrani, Aram, Yunani, dan Romawi.
Pada abad ke-7, wilayah ini jatuh ke tangan kekuatan Islam dan menjadi bagian dari Kekhalifahan Arab. Selama berabad-abad, Palestina berada di bawah kekuasaan berbagai dinasti Islam, hingga akhirnya menjadi wilayah Kekaisaran Turki Utsmani pada abad ke-16.
Setelah Perang Dunia I, Palestina menjadi wilayah mandat Inggris. Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu Israel untuk orang-orang Yahudi dan Palestina untuk orang-orang Arab. Namun, proposal ini ditolak oleh pihak Arab, yang kemudian memicu Perang Arab-Israel pada tahun 1948.
Baca Juga: Sampah Menumpuk, Salah Siapa?
Konflik Palestina-Israel merupakan salah satu konflik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia. Kedua pihak mengklaim hak atas wilayah yang sama, yaitu Tanah Suci (Holy Land) yang meliputi Yerusalem, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Konflik ini telah menyebabkan banyak korban jiwa, perpindahan penduduk, dan kerusakan infrastruktur.
Upaya-upaya perdamaian telah dilakukan berkali-kali, seperti Perjanjian Oslo pada tahun 1993 dan Perjanjian Damai Camp David pada tahun 2000. Namun, hingga saat ini belum tercapai solusi yang memuaskan kedua pihak. Masalah utama yang menjadi perdebatan adalah status Yerusalem, pemukiman Israel di Tepi Barat, hak pengungsi Palestina, dan perbatasan wilayah.
Kehidupan di Palestina
Kehidupan di Palestina, khususnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, sangat berat dan penuh tantangan. Warga Palestina hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan sumber daya lainnya.
Baca Juga: BPS: Pengangguran Terbanyak Lulusan SMK
Selain itu, mereka juga harus menghadapi pembatasan pergerakan oleh pihak Israel, yang mengendalikan perbatasan, akses ke air, dan sumber daya lainnya. Pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat juga menjadi sumber konflik dan ketegangan yang terus-menerus.
Meskipun demikian, warga Palestina tetap berjuang untuk mempertahankan identitas dan budaya mereka. Seni, musik, sastra, dan tradisi Palestina tetap hidup dan dilestarikan, menjadi simbol perlawanan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Solusi untuk Palestina
Solusi untuk konflik Palestina-Israel bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kompromi dan kesediaan untuk bernegosiasi dari kedua pihak, serta dukungan dari masyarakat internasional. Beberapa solusi yang diusulkan antara lain:
Baca Juga: Pembebasan Baitul Maqdis dan Palestina Melalui Literasi dan Edukasi
Pertama, solusi dua negara, di mana Palestina dan Israel hidup berdampingan sebagai negara yang berdaulat dan saling mengakui satu sama lain.
Kedua, solusi negara tunggal yang mencakup wilayah Palestina dan Israel, di mana semua warga memiliki hak yang sama tanpa memandang agama atau etnis.
Ketiga, solusi negara konfederasi atau federasi antara Palestina dan Yordania, dengan berbagi beberapa institusi dan pemerintahan.
Apapun solusinya, kunci utama adalah kesediaan kedua pihak untuk berkompromi dan menghormati hak-hak satu sama lain. Masyarakat internasional juga harus terus mendorong upaya-upaya perdamaian dan memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang menderita.
Baca Juga: Beda Zaman Beda Gender
Palestina adalah tanah yang telah terluka oleh konflik berkepanjangan. Namun, harapan untuk perdamaian dan keadilan tetap ada, selama semua pihak bersedia untuk duduk bersama dan mencari jalan keluar yang adil dan bermartabat bagi semua.
Keempat, kalau mau tidak mau ya solusi satu negara, Palestina saja. Israel sebagai bangsa penjajah ya harus hengkang dari bumi jajahannya, Palestina. Karena memang pada dasarnya bumi Paletina adalah milik bangsa Palestina.
Maka, jangan salahkan jika aksi-aksi perlawanan terus saja berlangsung, antara para pejuang bangsa Palestina melawan penjajahan, Zionis Israel, sampai rakyat Palestina meraih kemerdekaan dan kedaulatannya di tanah airnya sendiri, dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota abadinya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pameran Pendidikan Tinggi Uni Eropa di Jakarta Hadirkan 87 Kampus Ternama