Ramallah, MINA – Juru Bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan kelanjutan terorisme Yahudi hari ini di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur mencerminkan realitas Israel sebagai negara apartheid.
“Terorisme Yahudi yang kita saksikan hari ini di Sheikh Jarrah, dan apa yang kita lihat setiap hari di kota, desa, dan kamp Palestina lainnya, mewakili orientasi dan keputusan politik Israel, yang menentang hukum internasional, terutama pemerintah AS yang mengumumkan penolakannya. pemindahan penduduk Palestina dan semua tindakan sepihak yang diambil oleh Israel,” kata Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan, Wafa melaporkan pada Ahad (13/2).
Apa yang telah terjadi sejak kemarin malam di Sheikh Jarrah, dan peningkatan kekerasan pemukim dan kurangnya pencegahan, telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, katanya, menambahkan bahwa peningkatan kekerasan di antara pemukim di beberapa wilayah Palestina di bawah perlindungan tentara Israel membutuhkan Intervensi mendesak internasional untuk memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina.
Juru Bicara itu mencatat kebijakan pemindahan penduduk dan penghancuran rumah mengharuskan masyarakat internasional mengubah kecaman yang sia-sia menjadi tekanan yang serius dan nyata, dan menjatuhkan sanksi pada Israel untuk mewajibkannya mematuhi legitimasi internasional.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Abu Rudeineh mengatakan, sistem apartheid dan pemindahan membawa Israel ke dalam isolasi total dan di atas hukum internasional, menekankan bahwa kegagalannya mematuhi resolusi legitimasi internasional mengubahnya menjadi negara “apartheid”.
“Perlawanan rakyat yang damai akan tetap menjadi senjata paling penting dan paling efektif dalam memulihkan hak-hak Palestina,” katanya, mencatat bahwa pesan Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya di hadapan Dewan Pusat jelas, dan keputusan yang baru-baru ini diambil oleh Dewan Pusat adalah di atas meja, karena kelanjutan dari situasi saat ini sama sekali tidak dapat diterima.
Abu Rudeineh menegatakan, semua permukiman ilegal menurut resolusi legitimasi internasional, menegaskan bahwa Israel harus dipaksa menghentikan tindakan sepihak serta kejahatannya terhadap rakyat Palestina, yang menjadi sasaran kebijakan diskriminasi rasial yang diakui oleh organisasi hak asasi manusia internasional. (T/R7/P1)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Mi’raj News Agency (MINA)