Palestina-Yordania Berkoordinasi Solusi Penderitaan Warga Palestina di Perbatasan

Ramallah, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Selasa (19/7) mengatakan, Palestina berkoordinasi dengan negara tetangga Yordania untuk menyelesaikan penderitaan puluhan ribu warga Palestina saat melintasi perbatasan.

Penyeberangan perbatasan di jembatan Al-Karama/Raja Hussein/Allenby dikontrol oleh otoritas Israel untuk sisi Palestina. Para pejabat Palestina dan Yordania menganggap Israel bertanggung jawab atas penderitaan warga Palestina saat menyeberang.

Dikutip dari Wafa, Shtayyeh mengatakan, dia berkoordinasi dengan Pemerintah Yordania untuk membuat Israel tetap membuka perbatasan 24 jam sehari, tujuh hari sepekan seperti yang terjadi di semua penyeberangan internasional dan bandara, serta untuk memfasilitasi pergerakan orang dalam dan luar negeri.

Sejauh ini, Israel mengizinkan penyeberangan tetap buka antara pukul 8:00 pagi hingga 9:00 malam pada hari kerja, terkadang tutup lebih awal, dan hingga siang hari pada hari Jumat dan Sabtu.

Perdana Menteri menyarankan agar truk komersial menggunakan rute yang berbeda dari para pelancong untuk memfasilitasi pergerakan di satu-satunya penyeberangan ke dunia luar bagi jutaan orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat.

Israel tidak mengizinkan warga Palestina menggunakan bandara Israel untuk meninggalkan negara itu dan kembali.

Hussein al-Sheikh, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas penderitaan para pelancong Palestina yang melintasi jembatan penyeberangan.

“Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas kondisi bencana di persimpangan al-Karama (Jembatan Raja Hussein). Kami sedang melakukan kontak intensif dengan saudara-saudara kami di Yordania untuk menemukan solusi atas situasi tragis yang dialami oleh orang-orang Palestina,” katanya.

Ia menyeru Israel “untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna mengakhiri penderitaan ini.”

Otoritas perbatasan mengatakan, puluhan ribu warga Palestina berusaha untuk kembali ke rumah setelah melakukan perjalanan ke luar negeri selama liburan Idul Adha, yang berakhir pekan lalu, dan untuk liburan musim panas setelah dua tahun pembatasan karena pandemi korona.

Namun, Israel membatasi hanya 4.000 orang sehari yang diizinkan masuk dari sisi Yordania, membuat ribuan orang terlantar dan terjebak di Yordania selama beberapa hari menunggu kesempatan untuk menyeberangi jembatan. Sementara suhu terik mencapai 40 derajat Celcius pada siang hari. Ada banyak kasus anak-anak dan orang tua pingsan karena panas dan menunggu berjam-jam.

Para pejabat memperkirakan krisis dan penderitaan para pelancong akan berlanjut hingga akhir bulan ini. (T/RI-1/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)