Jakarta, MINA – Pameran 1.000 Kartun Antikorupsi yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) sebagai bagian dari usaha memerangi korupsi di Indonesia, ikut mewarnai Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) 2017 pada 6-10/9 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Pantauan wartawan MINA di lokasi melaporkan, pameran ini adalah salah satu obyek yang cukup menyita perhatian pengunjung.
Ketua Umum Pakarti, Jaya Suprana mengatakan, para kartunis menghabiskan waktu selama kurang dari sebulan untuk menyelesaikannya.
“Kartunis-kartunis di seluruh Indonesia, sangat mengapresiasi ini, karena menilai, korupsi adalah kejahatan yang sangat berbahaya, sehingga ketika diminta untuk merancang kartun Antikorupsi, para kartunis tak berpikir panjang lagi,” katanya.
Selain menyita perhatian, Pameran 1.000 Kartun Antikorupsi ini juga memegang rekor baru dalam hal inovasi kartun dengan tema korupsi.
“Jumlahnya banyak sekali, sampai seribu. Ini baru pertama. Ini sebuah rekor baru,” ujar Oswar Semesta Susilo, Wakil Direktur Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Oswar mengatakan, untuk bisa memecahkan rekor MURI, cukup memenuhi tiga syarat, yaitu inovatif, langka, dan unik.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Untuk masuk MURI itu mudah. Sejauh ini, ada 8.805 rekor yang sudah masuk MURI untuk lokal. Sementara yang masuk dunia, jumlahnya cukup banyak, sekitar setengahnya,” tandasnya. (L/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah