SHARJAH-BOOK-FAIR-300x168.png" alt="Sharjah International Book Fair Uni Emirat Arab. (Foto: Sharjah Book Fair)" width="300" height="168" /> Sharjah International Book Fair Uni Emirat Arab. (Foto: Sharjah Book Fair)
Sharjah, UEA, 28 Muharram 1437/10 November 2015 (MINA) – Sharjah International Book Fair di Uni Emirat Arab (UEA) pecahkan rekor pameran buku dengan menyuguhkan 1,5 juta buku bagi peminat baca.
Penyelenggara mengatakan, pameran buku ini adalah terbesar yang pernah diadakan dalam sejarahnya selama 34 tahun.
“Pameran buku tahunan ini juga memecahkan rekor untuk jumlah buku yang ditampilkan dengan 1,5 juta judul yang tersedia dalam 210 bahasa,” kata direktur pameran buku Ahmed bin Rakkad Al-Ameri kepada Al Arabiya News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ini adalah tahun memecahkan rekor dengan 1.502 penerbitan dari 64 negara, termasuk Polandia, Peru, Argentina, Bulgaria dan Macedonia di antaranya,” tambahnya.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Tahun ini jenis komik juga dipamerkan.
“Dalam Sharjah Book Fair kami tidak melakukan sensor apa pun, saya dapat meyakinkan bahwa semua buku tidak disensor dan pemerintah UEA mendukung kami,” katanya.
“Dengan menyensor buku kami akan membuatnya semakin diminati, sehingga cara terbaik untuk melawan buku kontroversial dengan tidak menyensornya dan tidak membicarakannya,” tegasnya.
Pameran buku ini diresmikan pekan lalu oleh penguasa Sharjah, Sheikh Sultan Bin Mohammad Al-Qassimi bersama Pangeran Khalid Al-Faisal, Penasihat Raja Arab Salman sekaligus Gubernur Provinsi Makkah.
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
Meskipun publikasi digital dan e-book semakin populer, namun Ameri mengatakan, pasar untuk buku tidak mungkin bergeser untuk beberapa waktu.
“Keuntungan penerbitan dari e-book jauh lebih rendah dari keuntungan yang mereka peroleh dari menjual buku cetak,” katanya.
Melalui pameran, penyelenggara berharap untuk menjelaskan kekayaan budaya wilayah Arab di tengah masa perang yang mencengkeram wilayah tersebut.
“Budaya adalah senjata yang kuat melawan ekstremisme,” kata Ameri. (T/P001/R02)
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)