HIJRAH bukanlah sekadar perubahan penampilan atau gaya hidup, tetapi sebuah perjalanan spiritual menuju ridha Allah. Bagi seorang muslimah, hijrah menjadi langkah penting yang menunjukkan niat kuat untuk meninggalkan hal-hal yang tidak diridhai Allah menuju kehidupan yang lebih islami. Dalam dunia yang penuh godaan dan tantangan, hijrah menjadi kompas menuju kebaikan dan keselamatan dunia akhirat.
Langkah pertama dalam hijrah adalah membenahi niat. Hijrah karena Allah dan Rasul-Nya akan membawa keberkahan dan kemantapan hati. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan niat yang benar, segala perubahan akan terasa lebih ringan dan bermakna.
Langkah selanjutnya adalah memperkuat ilmu. Seorang muslimah yang berhijrah harus membekali diri dengan pengetahuan agama, agar setiap langkah yang diambil tidak hanya semangat, tetapi juga tepat. Memahami aqidah, ibadah, adab, serta peran perempuan dalam Islam adalah bekal yang sangat penting agar hijrah tak salah arah.
Hijrah juga menuntut perubahan dari dalam. Menata hati agar selalu terhubung dengan Allah menjadi kunci kekuatan dalam menghadapi rintangan hijrah. Dzikir, doa, dan memperbanyak membaca Al-Qur’an menjadi sumber ketenangan dan cahaya dalam kegelapan zaman. Hati yang terisi iman akan lebih kokoh menghadapi cibiran dan ujian.
Baca Juga: Selfie di Sajadah, Hijrah atau Gengsi?
Penampilan juga menjadi bagian dari hijrah. Memakai pakaian yang syar’i bukan sekadar simbol, tapi bentuk ketaatan kepada Allah. Hijab bukan pengekang kebebasan, melainkan penjaga kehormatan. Allah memerintahkan wanita untuk menutup aurat demi menjaga diri dari fitnah dan kehinaan.
Hijrah menuntut perubahan pergaulan. Teman-teman yang membawa kepada kelalaian harus digantikan dengan sahabat yang mendekatkan kepada kebaikan. Lingkungan yang positif dan mendukung sangat penting untuk menjaga semangat hijrah. Bergabung dalam komunitas muslimah yang aktif dalam kajian bisa menjadi oase dalam perjalanan iman.
Dalam proses hijrah, pasti ada godaan untuk kembali ke masa lalu. Syaitan tidak pernah lelah menggoda manusia agar menjauh dari jalan Allah. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat tujuan hijrah dan menjaga semangat dengan mengkaji sirah Nabi dan para shahabiyah yang istiqamah dalam iman.
Hijrah bukan berarti sempurna seketika. Setiap muslimah yang berhijrah akan menghadapi fase jatuh bangun. Yang terpenting adalah tidak menyerah. Allah mencintai hamba-Nya yang terus berjuang meski berkali-kali tergelincir. Selalu bangkit dan kembali kepada Allah adalah bentuk ketulusan dalam berhijrah.
Baca Juga: Muslimah dan Cahaya Keberanian, Menapaki Jalan Kebaikan dengan Keyakinan
Hijrah juga mengubah cara pandang hidup. Dari yang semula mengejar dunia semata, menjadi lebih fokus kepada akhirat. Seorang muslimah yang berhijrah akan mulai memprioritaskan waktu untuk ibadah, memperbaiki akhlak, dan mencari rezeki yang halal serta berkah.
Penting pula untuk menjadikan keluarga sebagai bagian dari proses hijrah. Ajak orang tua, saudara, bahkan pasangan untuk saling menguatkan dalam kebaikan. Hijrah yang membawa perubahan positif akan menjadi inspirasi dan bukti bahwa Islam adalah agama rahmat.
Dalam berhijrah, jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain. Hijrah adalah proses yang sangat personal. Fokuslah pada diri sendiri dan bantu sesama muslimah yang masih berjuang menemukan jalan hijrah mereka. Kerendahan hati adalah cerminan iman yang kuat.
Media sosial bisa menjadi sarana dakwah dan penguat hijrah. Isi akun dengan konten yang bermanfaat, hindari pamer ibadah atau penampilan. Hijrah bukan untuk dipamerkan, tapi untuk menjaga hubungan dengan Allah. Gunakan teknologi sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya, bukan sebaliknya.
Baca Juga: Menjaga Cahaya Iman, Muslimah di Tengah Godaan Gemerlapnya Dunia
Hijrah muslimah juga mencakup komitmen untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Jangan berhenti di satu titik. Teruslah menuntut ilmu, memperbaiki ibadah, dan menebar manfaat bagi orang lain. Jadikan hijrah sebagai titik balik menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Akhirnya, hijrah bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari kehidupan baru yang penuh perjuangan dan harapan. Tetaplah istiqamah meski berat, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya. “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka…” (QS. Fussilat: 30). Semoga setiap langkah hijrah kita menjadi jalan menuju surga. Aamiin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)