SHALAT tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Bagi seorang muslimah, ini adalah kesempatan untuk memperbanyak ibadah, baik di masjid maupun di rumah.
Panduan ini disusun untuk membantu muslimah dalam memahami tata cara shalat tarawih dengan baik sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Hal-Hal Terkait Shalat Tarawih
- Niat Shalat Tarawih
Niat shalat tarawih cukup di dalam hati. Tidak ada lafal niat khusus yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ataupun para sahabat. Niat adalah amalan hati yang tidak perlu diucapkan secara lisan.
Baca Juga: Tips Aman Puasa Ramadhan Bagi Ibu Menyusui
- Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Shalat tarawih tidak memiliki batasan rakaat tertentu. Mayoritas shalat malam Nabi adalah 11 rakaat (8 rakaat tarawih + 3 witir), tetapi diperbolehkan lebih atau kurang dari itu. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
- Shalat Tarawih Berjamaah atau Sendiri
Lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid bersama imam, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Namun, bagi muslimah, shalat di rumah juga memiliki keutamaan. Jika sudah mengikuti witir bersama imam, diperbolehkan menambah shalat malam secara sendiri.
- Waktu Pelaksanaan Shalat Tarawih
Shalat tarawih bisa dilakukan langsung setelah isya, setelah jeda tertentu, atau diakhirkan hingga tengah malam atau akhir malam. Fleksibilitas ini memberi kemudahan bagi setiap muslim dalam mengatur waktu ibadahnya, terutama bagi yang memiliki tanggung jawab rumah tangga.
- Cara Melaksanakan Shalat Tarawih
Lebih utama dilakukan dua rakaat satu salam berdasarkan hadits Rasulullah. Namun, diperbolehkan juga empat rakaat satu salam sebagaimana dalam shalat sunnah lainnya.
Baca Juga: Di Tengah Kehancuran Gaza, Para Janda Berjuang Menghidupi Anak-anaknya
- Shalat Witir
Lebih utama dilakukan dua rakaat satu salam, lalu satu rakaat sebagai witir. Namun, boleh juga dikerjakan tiga rakaat satu salam. Witir adalah shalat penutup malam yang memiliki keutamaan besar.
- Bacaan dalam Shalat Tarawih
Dianjurkan membaca surat yang panjang agar lebih mendekati sunnah. Namun, bagi yang memiliki hafalan terbatas, diperbolehkan membaca surat yang lebih pendek sesuai kemampuan.
- Membaca dari Mushaf
Bagi yang tidak memiliki hafalan selain Al-Fatihah, diperbolehkan membaca dari mushaf. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan shalat bagi yang ingin memperbanyak bacaan Al-Qur’an dalam shalat.
- Imam Shalat Tarawih
Jika shalat di rumah, seorang muslimah bisa shalat sendiri atau berjamaah dengan anggota keluarga lainnya. Jika berjamaah, imamnya bisa dari kalangan perempuan yang memiliki bacaan lebih baik.
Baca Juga: 10 Rahasia Sukses Muslimah Mengatur Keuangan di Era Digital
- Bacaan di Antara dan Setelah Shalat Tarawih
Tidak ada bacaan khusus yang dibaca bersama-sama di antara rakaat atau setelah shalat tarawih. Tradisi tertentu yang menambahkan bacaan bersama tidak memiliki dasar dalam sunnah.
- Bacaan Setelah Shalat Witir
Tidak ada bacaan khusus yang dibaca bersama-sama setelah witir. Namun, terdapat doa setelah witir yang shahih dari Nabi yang hukumnya sunnah dan dibaca sendiri-sendiri.
- Ceramah Tarawih
Ceramah tarawih bukan bagian dari shalat tarawih. Jika ada ceramah, sebaiknya dilaksanakan sebelum atau sesudah shalat, bukan di sela-sela rakaat shalat.
- Niat Puasa Setelah Witir
Tidak perlu membaca niat puasa bersama-sama setelah witir, karena hal ini tidak diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam atau para sahabat. Niat puasa cukup dalam hati dan tidak perlu dilafalkan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Soroti Isu Lingkungan, Kemiskinan, dan Kesehatan di Kongres XVIII Muslimat NU
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih (11 Rakaat)
- Setelah shalat isya, disunnahkan shalat ba’diyah isya 2 rakaat.
- Mulai shalat tarawih 2 rakaat tanpa iqamat atau bacaan khusus. Imam cukup mengingatkan makmum untuk meluruskan dan merapatkan shaf.
- Shalat tarawih 2 rakaat lagi dengan tata cara yang sama.
- Istirahat sejenak.
- Shalat tarawih 2 rakaat lagi.
- Shalat tarawih 2 rakaat lagi.
- Istirahat sejenak.
- Shalat witir 2 rakaat.
- Shalat witir 1 rakaat.
- Membaca doa setelah witir.
- Selesai.
Jangan lupa untuk mengikhlaskan niat dalam melaksanakan ibadah tarawih dan banyak meminta hidayah kepada Allah agar ibadah diterima. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua.
Dalil tentang Tata Cara Shalat Tarawih
Shalat tarawih dilaksanakan dua rakaat – dua rakaat. Ini merupakan pendapat jumhur ulama, dari Syafi’iyah, Malikiyyah dan Hanabilah, juga pendapat Abu Yusuf dari Hanafiyah. Dalilnya:
Baca Juga: Aturan Pembatasan Medsos untuk Anak Harus Komprehensif Hingga Menyangkut Kesehatan Mental
Dari Ibnu Umar radiallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
صلاةُ الليلِ مَثنَى مَثنى، فإذا رأيتَ أنَّ الصبحَ يُدركُك فأَوتِر بواحدةٍ .قال: فقيل لابن عُمر: ما مَثنَى مَثنَى؟ قال تُسلِّم في كلِّ ركعتينِ
“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat, jika engkau melihat bahwa subuh akan datang, maka shalatlah satu rakaat untuk membuat rakaat shalatnya menjadi ganjil”. Ibnu Umar ditanya: “apa maksudnya dua rakaat-dua rakaat?”. Ibnu Umar berkata: “maksudnya, setiap dua rakaat, salam” (HR. Bukhari no. 990, Muslim no. 749).
Dari Aisyah radhiyallahu anhu beliau berkata:
Baca Juga: 10 Sunnah Rasulullah yang Mudah Diterapkan Muslimah
كانَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي فيما بين أن يَفرغَ من صلاةِ العِشاءِ – وهي التي يدعو الناسُ العتمةَ – إلى الفجرِ إحْدى عشرةَ ركعةً، يُسلِّمُ بين كلِّ ركعتينِ، ويُوتِرُ بواحدةٍ
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam antara setelah selesai shalat Isya, yaitu di waktu yang disebut orang sebagai atamah, sampai terbit fajar, beliau shalat 11 rakaat. Dengan salam di setiap dua rakaat kemudian, shalat witir satu rakaat” (HR. Muslim no. 736).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:
والأفضل أن يُسلِّم من كل اثنتين ويوتر بواحدةٍ كما تقدَّم في حديث ابنِ عمر: «صلاةُ الليل مَثْنى مثنى، فإذا خشِي أحدُكم الصبحَ صلَّى واحدةً تُوتِر له ما قد صلَّى
Baca Juga: Muslimah Berprestasi: Menggapai Cita-Cita Tanpa Melanggar Syariat
“Shalat malam yang paling utama adalah salam di tiap dua rakaat, dan satu rakaat witir. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar: shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat, jika salah seorang di antara kalian khawatir masuk waktu subuh maka shalatlah satu rakaat” (Majmu Fatawa Ibnu Baz, 11/324).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:
وصلاة الليل تَشمل التطوُّعَ كلَّه والوترَ، فيصلي مَثْنَى مثنى، فإذا خشِي الصبح صلَّى واحدة فأوتَرتْ ما صلى
“Shalat malam mencakup semua shalat sunnah di malam hari, caranya dengan dua rakaat-dua rakaat, jika khawatir masuk waktu subuh maka shalatlah satu rakaat untuk membuat rakaatnya ganjil” (Majmu Fatawa war Rasail, 20/412).
Baca Juga: Adab Muslimah Saat Menghadiri Majelis Ilmu
Mi’raj News Agency (MINA)