Riyadh, MINA – Panglima Angkatan Darat Pakistan Jenderal Qamar Javed Bajwa pada hari Rabu (5/5) bertemu dengan mitranya dari Saudi Jenderal Fayiadh Bin Hamed Al Rowaily untuk membahas keamanan regional, termasuk upaya perdamaian di Afghanistan.
Bajwa, dalam kunjungan resmi ke kerajaan kaya minyak itu, juga membahas pertahanan dan keamanan, menurut pernyataan Angkatan Darat Pakistan, Anadolu Agency melaporkan.
Dia menekankan perlunya meningkatkan kerja sama militer-ke-militer antara angkatan bersenjata kedua negara, dengan mengatakan hal ini akan memiliki “dampak positif pada perdamaian dan keamanan di kawasan.”
Rowaily, pada bagiannya, memberikan jaminan kerja sama “penuh” Riyadh terhadap inisiatif Islamabad untuk “meningkatkan kerja sama regional, perdamaian, dan stabilitas.”
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Panglima militer Pakistan mengunjungi Riyadh beberapa hari sebelum kunjungan Perdana Menteri Imran Khan ke kerajaan itu.
Kedua kunjungan tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperbaiki hubungan persahabatan historis antara dua sekutu lama, yang telah tegang dalam beberapa tahun terakhir oleh serangkaian peristiwa, termasuk penolakan Pakistan untuk bergabung dengan perang yang dipimpin Riyadh di Yaman.
Dalam peringatan yang jarang terjadi, Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi pada Agustus 2020 meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk berhenti menunda penyelenggaraan pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri kelompok itu di Kashmir.
Dia memperingatkan bahwa jika OKI gagal melakukannya, “Saya akan meminta perdana menteri saya untuk mengadakan pertemuan negara-negara Muslim itu, yang ingin mendukung kami dalam masalah Kashmir, apakah itu akan melalui OKI atau forum lainnya.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Atas permintaan tidak biasa Riyadh Juli lalu, Pakistan harus meminjam USD 1 miliar dari China untuk membayar sebagian dari pinjaman USD 3 miliar dari Arab Saudi untuk menopang cadangan devisa Islamabad yang menipis, selain dari fasilitas kredit minyak senilai USD 3 miliar. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu