Jakarta, 5 Ramadhan 1438/ 31 Mei 2017 (MINA) – Panglima Tentara Negara Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak tokoh agama untuk membantu mempertahankan Negara.
Mengulas sejarah setelah merdekanya Indonesia, sebulan lahirnya TNI pada 5 Oktober saat itu, kemudian mendapat informasi bahwa sekutu akan masuk Indonesia melalui Surabaya.
“Didomplegi dinamika tersebut tentara kebingungan lalu lapor ke presiden, presiden juga bingung kemudian para ulama mengeluarkan fatwa maka muncullah fatwa jihad, maka pada saat masuk ke Surabaya pristiwa 10 November, tentara dan rakyat ga ada yang takut mati, bahkan pimpinan sekutunya yang mati saat perang disitu,” paparnya.
Hal itu disampaikan saat memberikan pengarahan kepada pegawai negeri sipil Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dalam workshop “Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara,” di Hotel Novotel Mangga Dua, Jakarta, Rabu (31/5), demikian siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Menurutnya tokoh agama, baik imam atau ulama sangat berpengaruh besar pada masyarakat.
“TNI tidak akan sanggup melawan musuh untuk mempertahankan negara ini tanpa ada bantuan tokoh agama. Karena di bawah Imam maka umatnya itu bisa satu kata. Yang memerdekakan kita adalah agama, karna imam-imam yang diikuti. Kalau bukan imam siapa yang mau mengajari? Siapa yang diikuti omongannya? Siapa yang berani maju melawan komunis?.. Apa yang menyampaikan komandan, pengusaha,, siapa yang mau mendengarkan! tapi kalau ulama atau imam menyampaikan meraka berani mati,” jelasnya.
Di sela itu ia mengutip perkataan Presiden Bung Karno bahwa “Negara Republik Indonesia bukan punya satu golongan, bukan milik satu agama, bukan milik satu suku golongan tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Meraoke.
Mengajak tokoh agama dan masyarakat Indonesia bisa memahami dan mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya yakin dengan itu kita punya pondasi yang kokoh dalam setiap permasalahan yang ada, dan bisa percaya diri dalam menyongsong masa depan bangsa. Pancasila sebagai pandangan hidup, harus menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.” tegasnya.
Gatot menambahkan, tidak bisa dipungkiri saat ini ancaman perpecahan masyarakat mulai terjadi. Oleh sebab itu seluruh elemen pemerintah harus mengantisipasinya sejak dini.
“Ancaman sudah nyata dan perlu antisipasi sejak dini. Maka tokoh agama harus berperan mencegah hasutan provokasi dan adu domba,” ujar Gatot.(L/R10/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar