Jakarta, 28 Rabi’ul Awwal 1438/28 Desember 2016 (MINA) – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan segenap elemen masyarakat Indonesia terkait adanya ancaman pihak luar terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Amerika Serikat bersama sekutunya mempertebal pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik. Mereka membuat pangkalan marinir di Darwin, Australia. Saya sebagai Jenderal Tentara Indonesia tentu bertanya-tanya, ada apa ini?,” kata Jend. Gatot saat Diskusi Akhir Tahun Koordinator Nasional Fokal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bertema “Merawat Indonesia, Menjaga NKRI” di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (28/12).
Gatot menegaskan bahwa ancaman bukan saja berasal dari arah selatan. Ia mengungkapkan bahwa ancaman lainnya adalah adanya latihan gabungan militer negara-negara persemakmuran Inggris atau lebih dikenal dengan Five Power Defence Arrangement (FPDA).
“Perjanjian kerjasama pertahanan negara-negara bekas jajahan Inggris di sebelah utara juga menyimpan kerawanan yang patut kita waspadai,” ujarnya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Lebih jauh, Gatot mengungkapkan bahwa semua ancaman ini, sangat berpotensi menganggu keamanan wilayah NKRI. Gatot kemudian menanyakan kepada para hadirin, apakah siap jika nantinya terjadi gesekan untuk melawan?
“Ketika Timor Leste lepas, kita semua tertawa. Jangan sampai hal serupa terjadi lagi untuk wilayah yang lain, kita harus melawan,” katanya.
Narkoba
Menurut Gatot, selain ancaman nyata dalam bentuk fisik, ada ancaman lain, yaitu merusak generasi muda dengan menyebarkan narkoba ke wilayah Indonesia. Gatot kemudian menunjukkan sebuah bukti cuplikan video yang diambil petugas ketika menyita puluhan ribu pil ekstasi yang tersimpan rapi di dalam sebuah tiang dan siap disebarkan.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
“Penggunaan strategi perang Candu dulu pernah dilakukan Inggris dan Perancis dalam menghadapi Cina. Hasilnya, Taiwan, Hongkong lepas. Kemudian cara ini akan digunakan di Indonesia untuk merusak generasi muda atau anak bangsa, ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.
Bahkan, kata Gatot, ketika Presiden Joko Widodo menyaksikan pemusnahan ribuan pil ekstasi di Monas, Jokowi hanya memberikan sambutan singkat saja.
“Ketika itu pak Presiden memberikan sambutan sangat singkat, jumlah anak bangsa yang meninggal karena narkoba mencapai 15 ribu per tahun, lalu berapa jumlah Bandar yang meninggal karena narkoba,” kata Jenderal menirukan ucapan Jokowi.
Gatot menegaskan bahwa banyaknya narkoba yang diedarkan, akan mengakibatkan lost generation sehingga Indonesia mudah ditaklukkan.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
“Pernyataan ini merupakan warning bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian Jenderal Gatot Nurmantyo. (L/R06/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama