Panglima TNI : Mahasiswa Harus Optimis Wujudkan Mimpi Besar

.(foto: Puspen TNI).

Jambi, MINA – Panglima Tentara Nasional (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, harus optimis mewujudkan mimpi besar yang akan membawa kesejahteraan kepada masyarakat dan bangsa.

“Bila kalian kuliah jurusan teknik jangan hanya bermimpi jadi seorang teknisi pesawat, tetapi bermimpilah menjadi seorang pemilik pesawat terbang atau pengusaha penerbangan. Atau jangan hanya bermimpi menjadi seorang dokter umum atau dokter spesialis, tetapi bermimpilah menjadi dokter yang memiliki rumah sakit,” tuturnya.

Hal tersebut disampaikan saat memberikan Kuliah Umum kepada 4.700 Mahasiswa/Mahasiswi Universitas Jambi dengan tema “Tantangan dan Peluang Menjadi Bangsa Pemenang dalam Kompetisi Global”, di Universitas Pinang Masak Mandalo Indah, Jambi, Selasa (8/8).

Menurutnya, selain kerja keras dan doa, diperlukan juga jaringan yang kuat dan luas untuk mewujudkan mimpi tersebut, demikian yang dikutip dari Pusat Penerangan TNI.

“Mimpi besar tidak akan bisa diwujudkan secara sendiri, tetapi dibutukan network (jaringan) untuk mendukung dan mewujudkan mimpi besar. Network sebagai salah satu jembatan meraih sukses, sehingga harus menjaga komunikasi atau hubungan baik dengan siapa saja terutama teman-teman sesama mahasiswa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tidak ada mimpi besar yang terwujud tanpa kerja keras dan melewati rintangan dan tantangan, oleh sebab itu mahasiswa jangan mudah menyerah.

“Mimpi akan tercapai dengan tindakan nyata dan harus fleksibel terhadap hambatan-hambatan yang ada. Kamu harus aktif agar mimpimu itu menjadi kenyataan. Jangan puas dengan pelajaran di Kampus saja, harus ditambah dari luar,” ucapnya.

Ia juga menghimbau kepada mahasiswa untuk bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain dalam meraih mimpi.

“Raihlah mimpimu dan ajak teman-temanmu untuk meraih mimpi bersama-sama, karena meraih mimpi tidak bisa diraih sendirian, tetapi jangan hanya menjadi seorang pemimpi. Kamu harus fokus terhadap mimpimu sepanjang masa dan setiap saat belajar dengan giat dan sungguh-sungguh serta tetap konsisten,” jelasnya.

Di samping itu, ia juga mengemukakan Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria dan saling bergotong royong.

“Rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong royong yang tidak dimiliki oleh bangsa lain,” ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun bangsa kita sudah berjuang selama ratusan tahun untuk meraih kemerdekaan mulai dari Aceh, Sumatera Utara terus sampai Pattimura, namun kemerdekaan tidak terwujud karena masih bersifat kedaerahan.

“Menyadari hal itu, maka pada tahun 1928 semua anak bangsa bersatu tanpa melihat suku, agama, ras, bahasa, semuanya mengaku bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu Indonesia. Inilah awal dari perjuangan panjang menyatukan bangsa ini, sehingga dengan gotong royong hanya perlu 17 tahun bangsa ini dapat Merdeka,” tambahnya.(R/R10/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)