SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Palestina Tinggal di Pantai Gaza

Habib Hizbullah - Senin, 13 Mei 2024 - 11:40 WIB

Senin, 13 Mei 2024 - 11:40 WIB

0 Views

Gaza, MINA – Rakyat Palestina menderita kepahitan akibat agresi pendudukan zionis Israel dan genosida di Gaza, namun mereka tidak putus asa dan tidak akan patah semangat dengan keinginannya yang kuat dan tekadnya pantang menyerah.

Pengungsian berulang kali dari kota-kota di Jalur Gaza agar terhindar dari serangan peluru dan rudal Israel telah menjadi kejadian yang berulang di Jalur Gaza, yang menjadi sasaran perang pemusnahan dalam segala hal.

Dikutip dari Palinfo, Senin (13/5), setelah tentara pendudukan Israel memulai serangan daratnya di sebelah timur kota Rafah dan mengancam akan mengevakuasi lingkungan di kota tersebut, gerakan pengungsian besar-besaran mulai terjadi di daerah-daerah di tengah Jalur Gaza dan Al-Mawasi, meskipun terus menerus mengalami serangan pemboman Israel, karena tidak ada tempat yang aman di Gaza.

“Para pengungsi sekarang bingung ke mana harus pergi dan siapa yang harus mencari perlindungan mengingat kepadatan penduduk yang parah di pusat Jalur Gaza dan daerah Al-Mawasi,” ungkap sumber itu.

Baca Juga: Pejabat Israel Saling Tuding Soal Kepadatan Penjara

Koresponden Palinfo membenarkan adanya pengungsi yang mengungsi di pesisir laut untuk mendirikan tenda karena keterbatasan tempat dan ruang.

Warga Palestina, Mahmoud Al-Haddad mengatakan, setelah penderitaan parah dan perjalanan baru dalam pengungsian, ia terpaksa mendirikan tendanya di tepi pantai karena lahan menjadi terlalu sempit untuk ditampungnya.

Ia menambahkan, ia dan kelima anaknya tidur di atas pasir laut dan membungkus diri mereka dengan selembar kain sebagai selimut.

Dijelaskannya, pasir laut sangat panas dan mereka tidur di atasnya, mereka juga terpaksa memanfaatkan air laut untuk berbagai keperluan.

Baca Juga: 8.672 Pelajar Palestina Syahid Sejak 7 Oktober 2023

Di wilayah Jalur Gaza, dari Nuseirat di tengah, melalui Deir al-Balah dan Khan Yunis, terlihat bahwa para pengungsi berkumpul di pantai laut dalam suasana yang sangat kejam dan menderita.

Menurut PBB, 300.000 warga Palestina telah mengungsi dari kota Rafah sejak dimulainya operasi darat di Rafah.

Laporan PBB menunjukkan, 90 persen penduduk Jalur Gaza adalah pengungsi dan terpapar pada kondisi yang keras sebagai bagian dari perang genosida.

Di wilayah yang ditembusnya, tentara pendudukan biasanya melakukan pembantaian berdarah yang mengerikan, termasuk meledakkan rumah-rumah di atas kepala penghuninya, melakukan eksekusi di lapangan, dan penyiksaan yang mengerikan.

Baca Juga: Pengembangan Alat Peledak Pejuang Jadi Ancaman bagi Tentara Israel

Tentara pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza selama 219 hari, dengan dukungan Amerika dan Eropa, pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkannya di atas kepala para penghuninya, dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Menurut data PBB, agresi pendudukan yang terus menerus terhadap Gaza menyebabkan syahidnya 35.034 orang dan melukai 78.755 orang lainnya, selain itu sekitar 1,7 juta orang dari populasi Jalur Gaza harus mengungsi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Buang Limbah di Mata Air Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Palestina
Palestina
Internasional
Palestina
Palestina