Yerusalem, MINA – Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem, dipimpin oleh Patriark Theophilos III, mengadakan pertemuan pada hari Jumat dengan delegasi yang terdiri dari beberapa Konsul Jenderal dan Kepala Misi di Yerusalem serta Otoritas Palestina, termasuk perwakilan Kuartet dan UNSCO, di kantor pusat Patriarkat Yunani Ortodoks Yerusalem.
Perwakilan berbagai gereja yang hadir antara lain Pater Francisco Patton, Kustos Tanah Suci; Uskup Agung Hosam Naoum dari Keuskupan Episkopal; serta perwakilan dari Patriarkat Armenia, Koptik, dan Etiopia, WAFA melaporkannya, Sabtu (15/2).
Pertemuan tahunan ini bertujuan untuk membahas dampak konflik di Gaza dan wilayah sekitarnya terhadap komunitas Kristen lokal, serta tantangan yang semakin meningkat yang mereka hadapi di Tanah Suci.
Patriark Theophilos III membuka pertemuan dengan menyerukan perlunya “memperkuat, mendukung, dan mempertahankan gencatan senjata saat ini, dan berkomitmen bersama untuk membangun kembali tempat-tempat ibadah dan pelayanan kami agar perdamaian yang abadi dapat berakar.”
Baca Juga: PM Palestina-Wakil Kanselir Jerman Bahas Rekonstruksi Gaza di Munich Security Conference
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi diplomatik dengan gereja-gereja dalam upaya bersama untuk menjaga karakter multi-agama, multi-etnis, dan multi-budaya di Tanah Suci.
Pertemuan itu juga menyediakan sesi tanya jawab, di mana kedua belah pihak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pemikiran, kekhawatiran, tantangan, dan harapan mereka untuk masa depan.
Para pemimpin gereja menyoroti tekanan besar yang dihadapi gereja dan institusi mereka, mulai dari peningkatan kekerasan, kesulitan ekonomi, penerapan pajak Arnona oleh otoritas Israel, hingga pembatasan ibadah dan peningkatan kejahatan kebencian yang menargetkan rohaniwan, situs suci, dan dalam beberapa kasus, para peziarah.
Di akhir pertemuan, para peserta sepakat untuk menyerukan penegakan Status Quo, membantu melindungi Kawasan Armenia, dan terus mendukung umat Kristen di Tanah Suci dan Yerusalem, khususnya di Kota Tua; serta menyerukan perdamaian yang langgeng untuk memungkinkan kembalinya ziarah dan kehidupan ke Tanah Suci, terutama menjelang perayaan Paskah.
Baca Juga: Tahanan Palestina yang Baru Dibebaskan Tiba di Gaza Selatan
Mereka juga menekankan pentingnya bantuan kepada gereja-gereja untuk mendukung upaya rekonstruksi di Gaza dan komunitas-komunitas di seluruh Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem.
Selain itu, mereka menyoroti peran krusial gereja-gereja dalam menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan damai di wilayah tersebut.
Latar belakang pertemuan ini mencerminkan kekhawatiran yang telah lama ada mengenai perlakuan terhadap komunitas Kristen di Yerusalem. Pada April 2022, komunitas gereja mengungkapkan keprihatinan atas kelompok-kelompok yang menetap di Kawasan Kristen dan mengancam keseimbangan agama yang rapuh di kota suci tersebut.
Selain itu, pada Desember 2021, Keuskupan Yerusalem melaporkan sejumlah insiden kekerasan fisik dan verbal terhadap pendeta, serta intimidasi terhadap warga Kristen dan penodaan gereja serta situs suci.
Baca Juga: 4 Tahanan Palestina yang Baru Bebas Dipindahkan ke Rumah Sakit
Pertemuan tersebut menegaskan kembali komitmen bersama untuk melindungi hak-hak dan keberadaan komunitas Kristen di Yerusalem dan sekitarnya, serta pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan yang ada.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Bebaskan Tiga Sandera Israel untuk 369 Tahanan Palestina