Kampala, MINA – Para pemimpin negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB), pada Jum’at, mengecam kampanye militer Israel di Gaza dan menuntut gencatan senjata segera di sana, pada pertemuan puncak tahunan blok beranggotakan 120 negara tersebut. Demikian dikutip dari Memo, Sabtu, (20/1).
Lusinan Kepala Negara dan pejabat senior GNB lainnya, yang dibentuk secara resmi pada tahun 1961 oleh negara-negara yang menentang bergabung dengan salah satu dari dua blok militer dan politik utama era Perang Dingin, menghadiri pertemuan puncak di Uganda.
Israel melancarkan serangannya di Gaza setelah Aksi Perlawanan lintas batas oleh pejuang Gaza Palestina pada 7 Oktober di mana para pejabat Israel mengatakan lebih dari 1.200 warga Israel dan orang asing terbunuh dan 240 orang disandera. Kampanye militer tersebut telah menewaskan lebih dari 24.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel sendiri, pada kenyataannya yang telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Sejak tanggal 7 Oktober, kita telah menyaksikan salah satu tindakan genosida paling kejam yang pernah tercatat dalam sejarah,” Wakil Presiden Kuba, Salvador Valdes Mesa, mengatakan dalam pidatonya di hadapan para delegasi.
“Bagaimana negara-negara Barat, yang mengaku sangat beradab, bisa membenarkan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza, pemboman tanpa pandang bulu terhadap rumah sakit dan sekolah, serta perampasan akses terhadap air dan makanan yang aman?,” katanya.
Moussa Faki Mahamat, Ketua Komisi Uni Afrika, menyerukan segera diakhirinya apa yang disebutnya “perang tidak adil melawan rakyat Palestina”.
Hampir semua negara di Afrika tergabung dalam GNB, yang mencakup hampir separuh anggotanya, sementara anggota lainnya berkisar dari India dan Indonesia hingga Arab Saudi dan Iran, Chile, Peru dan Kolombia.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Pendudukan Israel mengatakan pihaknya bertindak untuk membela diri dan menolak tuduhan genosida, termasuk dalam kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Agung PBB.
Berbicara pada pertemuan puncak tersebut, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengatakan perang di Gaza telah menunjukkan ketidakmampuan PBB, khususnya Dewan Keamanan, di mana Amerika Serikat telah memveto beberapa resolusi yang kritis terhadap pendudukan Israel.
“Kita harus membangun sistem pemerintahan global yang adil dan merata, dan memiliki kapasitas untuk menanggapi kebutuhan semua orang dalam situasi ancaman dan kerugian,” kata Ramaphosa. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza