Yerusalem, MINA – Para pemimpin partai Islamis Israel, Ra’am, yang dipandang sebagai “kingmaker” setelah pemilu 23 Maret, bertemu pada Sabtu (3/4) di Nazareth untuk memutuskan siapa yang akan mereka rekomendasikan untuk posisi perdana menteri.
Pemimpin partai Mansour Abbas menghadiri pertemuan tersebut, yang pesertanya termasuk dewan konsultatif partai, Channel 12 melaporkan, demikian dikutip dari Times of Israel.
Ra’am dan partai lain yang terpilih ke Knesset akan bertemu dengan Presiden Reuven Rivlin pada hari Senin (5/4) guna memberikan rekomendasi mereka untuk jabatan perdana menteri. Rivlin dijadwalkan mengumumkan pada Rabu (7/4) calon mana yang akan diberi mandat untuk mencoba membentuk pemerintahan.
Dengan hasil pemilu yang melanjutkan kebuntuan politik dari pemilu sebelumnya selama dua tahun terakhir, tampaknya baik blok yang mendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu maupun blok yang menentangnya tidak akan dapat membentuk pemerintahan tanpa dukungan Abbas, yang merupakan kelompok Islamis. Partai Ra’am memenangkan empat kursi dan akan menjadi faksi terkecil di parlemen.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Meskipun dia telah menyatakan kesediaan untuk bermitra dengan Netanyahu atau saingannya – mana pun yang menawarkan kesepakatan yang lebih baik yang menguntungkan orang Arab Israel – dia belum mendukung seorang kandidat.
Ra’am mungkin bisa menempatkan baik Netanyahu atau lawan-lawannya di atas jumlah 61 kursi, untuk bisa menobatkan perdana menteri berikutnya. Namun, politisi sayap kanan di kedua blok telah mengesampingkan partai Ra’am, yang mereka katakana bersikap anti-Zionis, yang lain menuduh Ra’am mendukung teroris.
Pada hari Kamis (1/4) Abbas memberikan pidato utama di mana dia menyerukan kerja sama Arab-Yahudi di Israel dan mendesak partai-partai Yahudi untuk tidak memboikot partai Islam konservatifnya. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)