Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para Pemimpin UE Serukan ‘Jeda Kemanusiaan Segera’ di Gaza

kurnia - Jumat, 22 Maret 2024 - 17:43 WIB

Jumat, 22 Maret 2024 - 17:43 WIB

2 Views ㅤ

Brussels, MINA –  Sebanyak 27 pemimpin Uni Eropa menyerukan “jeda kemanusiaan segera” di Jalur Gaza yang mengarah pada gencatan senjata berkelanjutan.

Para pemimpin UE meminta pernyataan pada Kamis (21/3) setelah pertemuan Dewan Eropa di Brussels.

“Dewan Eropa menyerukan jeda kemanusiaan segera mengarah gencatan senjata berkelanjutan,” kata para pemimpin, sambil juga menyerukan “pembebasan semua sandera tanpa syarat.”

Mereka juga mendesak Israel untuk tidak melancarkan operasi darat yang direncanakan di Rafah, dengan mengatakan hal itu akan memperburuk “situasi kemanusiaan” di Gaza.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Mereka menambahkan, bahwa serangan Rafah juga akan menghalangi penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil.

Lebih dari satu juta warga Palestina “saat ini mencari keselamatan dari pertempuran dan akses terhadap bantuan kemanusiaan di sana,” kata para pemimpin.

Para pemimpin Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam mengenai situasi bencana anak-anak di Gaza dan risiko kelaparan akan terjadi akibat kurangnya bantuan masuk.

Mereka menyerukan akses kemanusiaan penuh, cepat, dan tanpa hambatan ke Gaza.

Baca Juga: Kelompok Pro Palestina di Prancis Rencanakan Aksi Protes di Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Israel melancarkan perang melawan Gaza pada 7 Oktober. Namun, hampir enam bulan setelah serangan, rezim Tel Aviv gagal mencapai tujuannya untuk “menghancurkan Hamas” dan menemukan tawanan Israel meskipun telah membunuh sedikitnya 31.923 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. dan melukai 74.096 lainnya.

Sebagai tanggapan, gerakan perlawanan dari Lebanon, Irak, dan Yaman telah melakukan operasi militer melawan rezim Tel Aviv dan kepentingannya di wilayah tersebut.

Setelah empat hari pengepungan, pasukan Israel pada hari Kamis meledakkan gedung bedah utama di Rumah Sakit Al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza.

Kompleks ini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ribuan warga Palestina yang mencari tempat berlindung yang aman.

Baca Juga: Ratusan Aktivis Yahudi Amerika Serukan Negaranya Embargo Senjata ke Israel

Militer Israel memerintahkan orang-orang di dalam untuk mengungsi sebelum mereka menghancurkannya.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Kamis (21/3) bahwa kelompok perlawanan menunjukkan “fleksibilitas” dalam merumuskan proposal terbaru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, namun Israel memberikan tanggapan “negatif” terhadap tawaran tersebut.

Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon, membuat pernyataan pada konferensi pers di Beirut pada Rabu (20/3), ketika putaran baru perundingan, yang melibatkan Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sedang berlangsung di Doha bertujuan untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

“Gerakan ini menanggapi tuntutan para mediator, dan menunjukkan fleksibilitas yang membuka jalan bagi kesepakatan,” katanya. (R/R4/P2)

Baca Juga: “Ummu Ubaidah” Ikut Demo Anti-Israel Di Washington

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Aljazair: Rakyat Palestina Butuh Dukungan Afrika Lebih Kuat dari Sebelumnya

Rekomendasi untuk Anda