Parlemen Afrika Selatan Tolak Temui Delegasi Israel

Cape Town, MINA – Parlemen menolak bertemu dengan yang berencana akan mengunjungi anggota Majelis Negara di Cape Town.

Kunjungan yang direncanakan oleh delegasi Israel ditolak oleh partai Nelson Mandela yang berkuasa, ANC yang memiliki mayoritas di Parlemen dengan 249 kursi dari 400 kursi.

Mengomentari penolakan ANC, Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, mengatakan, “Kami memuji keputusan Parlemen untuk menolak undangan delegasi parlemen Israel untuk berkunjung. Dengan melakukan hal tersebut, parlemen tetap setia pada komitmen Madiba (Mandela) untuk membela Palestina.”

Mandela yang merupakan anggota Parlemen dan memegang Komite Whiskal Portofolio Parlemen, juga menyampaikan “rasa syukur dan apresiasi kepada kaukus parlemen ANC karena pendiriannya yang tegas untuk menolak undangan Israel.”

“Sebelum permemintaan mereka untuk menekan, ANC memimpin pemerintah untuk menolak delegasi Israel mengakses negara kita,” tegasnya.

Keputusan tersebut disambut hangat oleh berbagai organisasi, kelompok hak asasi manusia dan partai politik.

Organisasi solidaritas HAM dan Palestina, BDS Afrika Selatan, termasuk di antara kelompok yang menyambut baik pernyataan tersebut.

Namun Federasi Serikat Pekerja terbesar Afrika Selatan COSATU memperingatkan, partai-partai oposisi dan individu tertentu akan bereaksi untuk menghindari keputusan Parlemen dan masih bersatu dengan delegasi Israel.

COSATU membandingkan apartheid Israel dengan apartheid di negaranya.

Dalam sebuah pernyataan pers, BDS Afrika Selatan mengatakan, “Memang, rakyat Afrika Selatan, melalui Parlemen kita, telah berbicara bahwa Afrika Selatan berdiri bersama rakyat Palestina, dan Yahudi Progresif juga berjuang untuk mengakhiri apartheid dan penindasan Israel.”

“Kami percaya bahwa di tengah-tengah penindasan Israel, rakyat Palestina, ketika mereka mendengar tindakan solidaritas dari Afrika Selatan ini, akan menemukan kekuatan dan motivasi,” lanjutnya.

BDS Afrika Selatan selama ini terus bekerja sama dengan organisasi kemitraan mengenai isolasi apartheid Israel sampai mematuhi hukum internasional. (T/RS2/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)