Canberra, MINA – Anggota parlemen Australia, Kat McNamara, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan pidatonya mengenai penderitaan rakyat Palestina di Gaza. Dalam pidatonya, ia mengungkapkan bagaimana dirinya tidak bisa tidur setelah melihat gambar-gambar memilukan dari anak-anak Palestina yang tewas atau terluka akibat serangan udara Israel yang kembali dilancarkan setelah berakhirnya gencatan senjata.
“Saat bayi saya tidur dengan damai di sebelah saya, saya melihat gambar bayi-bayi Palestina yang hancur, kaki mereka menjulur dari puing-puing,” ujar McNamara dengan suara bergetar.
Dilansir dari Middle East Eye Rabu (26/3) ia mengatakan pada Selasa malam, Israel melanggar gencatan senjata dan mulai membombardir kamp pengungsi di wilayah sipil, menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak. Salah satu korban adalah seorang bayi yang mengenakan jumpsuit merah muda bermotif bunga.
“Saya membayangkan ibunya memilih pakaian itu dengan penuh harapan ketika masih mengandung, berharap akan masa depan anaknya,” tambahnya.
Baca Juga: Imigrasi AS Tangkap Mahasiswi Turki Karena Dukung Palestina
McNamara juga menyampaikan kesaksian mengenai kondisi medis di Gaza, di mana dokter harus menangani anak-anak dengan luka tembak dari penembak jitu Israel. Ia menegaskan tidak ada penembak jitu yang secara tidak sengaja menembak anak dua kali dan bagaimana seorang nenek yang berlari dengan membawa bendera putih sambil menggandeng cucunya ditembak mati oleh penembak jitu Israel. Bocah tersebut terlihat kebingungan, berdiri di samping jenazah neneknya tanpa tahu harus berlari ke mana.
Dalam pidatonya, McNamara juga menyoroti kondisi rumah sakit yang kekurangan obat-obatan dan fasilitas medis. Ia mengutip kesaksian seorang dokter asal Australia, Dr. Muhammad Mustafa, yang baru saja tiba di Gaza dan menggambarkan situasi memilukan di rumah sakit setempat.
“Kami bekerja sepanjang malam tanpa henti. Pemboman tidak berhenti. Kami kehabisan semua obat pereda nyeri. Kami tidak bisa memberikan obat bius kepada pasien yang perlu diintubasi, sehingga mereka terbangun dan tersedak. Kami tidak memiliki anestesi. Ada tujuh gadis kecil yang harus diamputasi tanpa anestesi. Pemboman masih berlangsung, ruangan ini masih bergetar,” katanya saat menceritakan kisah Dr. Mustafa yang menjadi relawan di Gaza.
Mengakhiri pidatonya, McNamara menyampaikan solidaritasnya kepada rakyat Palestina. “Saya mendengar dan melihat kalian. Setiap hari, hati saya hancur untuk kalian. Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan penderitaan ini. Setiap hari, hati saya bersama para orang tua di Palestina,” tutupnya.[]
Baca Juga: Presiden Kuba: Israel Terus Lakukan Pemusnahan Warga Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)