Jakarta, MINA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui berbagai forum internasional.
Dalam pernyataannya, Mardani menyoroti pentingnya memanfaatkan platform multilateral seperti ASEAN, Inter-Parliamentary Union (IPU), dan Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) untuk terus memperjuangkan solusi dua negara (two-state solution) berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
“Seburuk apa pun situasinya, kita harus tetap konsisten memperjuangkan hak-hak Palestina di setiap forum internasional. Multilateralisme menjadi jalan strategis untuk mendorong tekanan global terhadap Israel agar menghormati resolusi internasional,” ujar Mardani dalam Media Gathering bertema ‘Menyatukan Langkah Membantu Palestina’ di Ruang BKSAP, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/3).
Acara tersebut merupakan hasil kerja sama antara BKSAP DPR RI dengan SMART 171 dan dihadiri yang juga dihadiri Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri RI Muhsin Syihab, narasumber lainnya, serta sejumlah awak media.
Baca Juga: Kemdiktisaintek Targetkan 847.333 Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah 2025
Dalam pemaparannya, Mardani Ali Sera menegaskan sikap parlemen Indonesia terhadap Palestina sangat tegas dan jelas, yaitu melalui diplomasi jalur kedua (second track diplomacy) yang melibatkan diplomasi legislatif atau parlemen serta diplomasi eksekutif atau pemerintahan.
“Kami mengikuti berbagai pertemuan dunia. Kami jalankan two-state solution dengan melakukan diplomasi bilateral dengan beberapa negara, seperti Turki dan Malaysia. Dalam pertemuan bilateral, kami selalu mengangkat isu Palestina,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya belum lama ini telah mengumpulkan ratusan lembaga yang bergerak untuk membantu kemerdekaan Palestina.
“Kita juga buat event dengan berbagai komunitas Palestina agar isu ini bisa kita gerakkan bersama ke semua kalangan untuk kemerdekaan Palestina, seperti Run For Palestine dan lain sebagainya. Harapannya, ke depan kami juga akan mengumpulkan rekan-rekan media agar memiliki semangat yang sama dalam berjuang bersama untuk kemerdekaan Palestina,” tambahnya.
Baca Juga: Rencana Groundbreaking Pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza April Mendatang
ASEAN Aid for Palestine dan Inisiatif Kerja Sama dengan Turkiye
Mardani menyatakan, BKSAP DPR RI juga menginisiasi program ASEAN Aid for Palestine, sebuah langkah kolektif untuk memperkuat keterlibatan negara-negara ASEAN dalam memberikan bantuan bagi rakyat Palestina.
Meskipun beberapa negara ASEAN telah memberikan bantuan secara individu, Mardani menekankan pentingnya menjadikan ASEAN sebagai aktor utama dalam upaya diplomasi kemanusiaan untuk Palestina.
“Bantuan dari masing-masing negara ASEAN memang sudah berjalan, tetapi kita harus mengangkat isu ini ke tingkat regional agar lebih berdampak luas,” ujarnya.
Baca Juga: Kemlu Apresiasi Pembangunan RSIA di Gaza
Selain itu, pada Juni mendatang, Parlemen Indonesia akan menggagas joint work force bersama Parlemen Turkiye untuk memperkuat strategi perjuangan bagi Palestina. Kolaborasi itu diharapkan mampu meningkatkan tekanan politik terhadap Israel di berbagai platform global.
Peran Media dalam Melawan Disinformasi
Sementara itu, Muhsin Syihab, pakar komunikasi yang turut hadir dalam diskusi ini, menyoroti tantangan besar dalam pemberitaan tentang Palestina.
Ia menegaskan, saat ini media sosial dikuasai oleh pihak-pihak yang mendukung kepentingan Zionis, sehingga banyak terjadi disinformasi, misinformasi, dan distorsi informasi terkait konflik Palestina.
Baca Juga: Penyaluran Tunjangan Guru ASN Daerah Langsung Ke Rekening Guru
“Harus diakui bahwa ada tantangan besar dalam kapasitas dan kompetensi media dalam memberitakan isu Palestina. Kendala logistik, sumber daya, dan skeptisme publik menjadi hambatan utama,” jelas Muhsin.
Sebagai solusi, ia merekomendasikan tiga langkah strategis untuk memperkuat peran media dalam membela Palestina.
Pertama, menyiapkan sumber berita harian soal Palestina. Media diharapkan dapat menyediakan sumber berita setiap hari terkait Palestina di platform masing-masing. Jaringan komunikasi antar-media harus diperkuat agar narasi yang objektif dan berbasis fakta dapat tersebar luas. Selain itu, penting untuk menyediakan ruang khusus hingga perjuangan kemerdekaan Palestina menunjukkan perkembangan positif.
Kedua, kerja sama media dengan lembaga pendidikan. Untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sejarah Palestina, media harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam menyampaikan fakta sejarah dan pentingnya kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari amanat konstitusi Indonesia. Ini juga sejalan dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca Juga: Anggaran TPG Madrasah akan Cair Sebelum Lebaran
Ketiga, meningkatkan kesadaran dan rasa persaudaraan. Media harus mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mendukung Palestina, baik melalui aksi nyata maupun seruan moral. Hal terkecil yang dapat dilakukan adalah mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang agama untuk mendoakan Palestina sebagai wujud solidaritas kemanusiaan.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Indonesia semakin memperkuat perannya dalam perjuangan membela Palestina di tingkat internasional.
Diplomasi parlemen, keterlibatan masyarakat, dan peran media menjadi elemen kunci dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dari penjajahan Zionis Israel.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Berawan dan Hujan Ringan Jumat Ini