Tel Aviv, MINA – Parlemen Israel mengesahkan rancangan undang-undang yang mengganti nama wilayah Tepi Barat menjadi Yudea dan Samaria.
Media Israel Channel 14 melaporkan, Senin (10/2), langkah tersebut menegaskan klaim historis Israel atas wilayah tersebut dan mencerminkan upaya untuk memperkuat identitas Yahudi di area yang diduduki.
Perubahan nama ini telah menimbulkan berbagai reaksi di komunitas internasional. Banyak pihak yang menganggap langkah ini sebagai upaya Israel untuk melegitimasi pendudukannya atas wilayah Palestina dan menghapus identitas Palestina dari area tersebut.
Penggunaan istilah “Yudea dan Samaria” oleh Israel tidak diakui oleh komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagian besar negara, yang tetap menyebut daerah itu sebagai “wilayah pendudukan Palestina”.
Baca Juga: Oxfam Peringatkan Bantuan ke Gaza Masih Jauh dari Cukup untuk Penuhi Kebutuhan Mendesak
Sebelumnya, pada Desember 2024, Senator Amerika Serikat Tom Cotton mengajukan rancangan undang-undang yang berupaya menghapus penggunaan istilah “Tepi Barat” oleh pemerintah federal AS dan menggantinya dengan “Yudea dan Samaria”.
RUU itu mencerminkan dukungan politik tertentu di AS terhadap klaim historis Israel atas wilayah tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)