Parlemen Kuwait Kecam ‘Kesepakatan Abad Ini’

, MINA – Majelis Nasional atau Parlemen Kuwait menyatakan penolakan dan kecamannya atas rencana perdamaian Amerika Serikat (AS) terkait dengan masalah yang dikenal sebagai atau .

Ketua Parlemen Kuwait, Marzouq Al-Ghanim pada Rabu (5/2) menyebutkan, pihaknya telah mengajukan untuk melakukan kajian penting terkait Kesepakatan Abad Ini serta implikasinya terhadap masalah Timur Tengah serta sikap Kuwait mengenai hal itu.

Selain mengecam isi daripada Kesepakatan Abad Ini yang dinilai merugikan Palestina, Al-Ghanim juga meminta pemerintah Kuwait untuk melanjutkan sikapnya menolak proyek Kesepakatan Abad Ini yang mencakup konsesi bagi hak-hak Palestina, Arab dan Islam di wilayah jajahan.

Seruan itu mewakili sikap Arab, Islam dan internasional untuk menekan dan menolak perjanjian tersebut demi stabilitas dan ikatan rakyat Palestina di tanah mereka yang diberkati, menurut pernyataan itu.

Dia menekankan pentingnya penyatuan upaya-upaya kerakyatan dan nasional Arab dan Islam untuk mendukung rakyat Palestina, disamping mengungkapkan kepada kaum independent dunia atas kejahatan dan pelanggaran terus menerus oleh Israel.

Dewan memuji sikap politik Kuwait yang dipimpin oleh Emir Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber mengenai masalah Palestina. Pemerintah dan parlemen telah mengambil posisi yang tepat menentang apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini. Mereka menyerukan masyarakat internasional untuk bersikap lebih adil dan merata pada hak-hak sah rakyat Palestina.

Dalam pidatonya setelah pernyataan itu dibacakan, Al-Ghanim menegaskan posisi mereka yang jelas terhadap masalah ini akan diwujudkan pada pertemuan darurat Uni Parlemen Arab yang akan diadakan di ibukota Yordania, Amman, Sabtu pekan ini.

Selain Parlemen Kuwait, para sarjana dan akademisi Kuwait menggambarkan Kesepakatan Abad Ini yang diumumkan Presiden AS Donald Trump untuk perdamaian di Timur Tengah sebagai ‘tamparan dan kesepakatan yang memalukan’.

Mereka menegaskan pada simposium yang diselenggarakan oleh Masyarakat Reformasi Sosial di Negara Kuwait Selasa malam (4/2), dengan tema “Palestina, Sejarah, Sekarang dan Masa Depan”, seperti dilaporkan Al-Quds Online.

“Tidak ada satu inci pun tanah dari Palestina atau kompromi dan normalisasi dengan pendudukan Zionis Israel yang merampas,” kata Dr Ajeel al-Nashmi, mantan dekan Fakultas Syariah Universitas Kuwait.

Pekan lalu, Trump, dalam konferensi pers di Washington, mengumumkan rencana pelaksanaan Deal of Century atau Kesepakatan Abad Ini di hadapan Netanyahu.

Rencana itu, yang ditolak Otoritas Palestina dan semua faksi perlawanan, termasuk pembentukan negara Palestina yang dihubungkan dengan jembatan dan terowongan serta menjadikan kota Al-Quds sebagai ibukota Israel yang tidak terbagi. (T/R2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.