Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parlemen Prancis Heningkan Cipta Kenang Jamaah Muslim yang Terbunuh di Masjid

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 25 detik yang lalu

25 detik yang lalu

0 Views

Parlemen Prancis (Euronews)

Paris, MINA – Parlemen Prancis mengheningkan cipta pada hari Selasa (29/4) untuk mengenang seorang jamaah Muslim yang tewas terbunuh di salah satu masjid di Negara itu.

Pria yang diduga menikam warga Mali hingga tewas, lalu merekam korbannya, dan telah menyerahkan diri ke polisi.  The National melaporkan.

Korban bernama Aboubakar Cisse, seorang pemuda Mali yang ditikam hingga tewas di sebuah masjid.

“Kepada keluarga dan sahabatnya, atas nama kita semua, saya ingin menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Kepada semua rekan Muslim kita, saya ingin menyampaikan solidaritas kita”, kata juru bicara Majelis Nasional Yael Braun-Pivet di parlemen.

Baca Juga: Putin Umumkan Gencatan Senjata Tiga Hari, Dimulai 8 Mei

Ia juga mendesak para politisi untuk menolak “eksploitasi politik apa pun atas tragedi ini.”

Beberapa politisi sebelumnya mengatakan bahwa Braun-Pivet awalnya tidak mendukung gagasan tersebut di tengah penentangan dari orang-orang seperti pemimpin sayap kanan Marine Le Pen.

Setelah hening sejenak, yang disaksikan oleh semua legislator yang hadir di parlemen, sidang menjadi tegang, dengan seorang politisi sayap kiri garis keras, Abdelkader Lahmar, menyerukan pemecatan Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau.

Retailleau dikritik karena tidak pergi ke lokasi penusukan atau meluangkan waktu untuk bertemu keluarga korban.

Baca Juga: Kolombia di Hadapan Mahkamah Internasional: Israel Dorong Gaza Menuju Bencana Kemanusiaan

Pembunuhan Aboubakar Cisse (22 tahun), pada hari Jumat (25/4) menyebabkan keterkejutan, mendorong Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengatakan tidak ada tempat bagi kebencian agama di masyarakat Prancis.

Perdana Menteri Francois Bayrou ikut mengecam kejahatan yang ia sebut sebagai “Islamofobia”.

Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa dan pembunuhan tersebut telah memberi tekanan pada menteri sayap kanan dengan sikap keras terhadap imigrasi.

Beberapa kritikus mengatakan kejahatan tersebut melambangkan peningkatan serangan anti-Muslim. []

Baca Juga: Belgia di Hadapan Mahkamah Internasional: Israel Tidak Miliki Kedaulatan di Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda