Madrid, 24 Muharram 1436 H/19 November 2014 M (MINA) – Anggota parlemen Spanyol menerapkan sebuah mosi pada Selasa kemarin, menyerukan pemerintahnya untuk mengakui negara Palestina.
Seruan yang disampaikan oposisi Sosialis, saat pertemuan majlis rendah, meminta pemerintah konservatif untuk mengakui Palestina dan berkoordinasi membahas langkah serupa yang sudah dilakukan negara-negara Uni Eropa lainnya.
Seruan itu juga ditandai dengan keputusan parlemen Spanyol, Selasa (18/11) malam, yang mengeluarkan suara mayoritas dalam pengakuan Negara Palestina merdeka, menjadi parlemen ketiga untuk menyetujui tindakan simbolis di Eropa, setelah Inggris dan Republik Irlandia.
Hanya dua anggota parlemen menolak gerakan yang diajukan oleh Partai oposisi Pekerja Sosialis Spanyol, dengan satu abstain, dari 322 anggota yang hadir di majelis rendah, yang dikenal sebagai Kongres Deputi, di gedung baru mereka.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dalam pidato di pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia–Margallo mengatakan, pemerintah berharap pengumuman memberikan dorongan baru untuk pembicaraan damai antara Israel dan Palestina yang telah tersendat selama bertahun-tahun.
Menteri menyambut baik pengumuman dukungan besar bagi Palestina sebagaimana ia menekankan, di sisi lain, bahwa pemerintah Spanyol berkomitmen untuk mencapai kesepakatan di dalam Uni Eropa, yang mencapai kebijakan luar negeri daerah gabungan tentang masalah tersebut.
“Spanyol juga, sebagai anggota Dewan Keamanan tidak tetap per Januari 2016, berkomitmen untuk menggali cara-cara yang mendesak masyarakat internasional untuk mendorong dialog yang bertujuan untuk perdamaian, keamanan dan kemakmuran di Timur Tengah,” Jose Manuel Garcia–Margallo menambahkan.
Sebelumnya, pemerintah baru Swedia secara resmi mengakui negara Palestina 30 Oktober lalu dan mendorong Israel untuk menarik duta besarnya dari Stockholm. (T/P011/R05)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas