Tripoli, 1 Rabi’ul Akhir 1436/22 Januari 2015 (MINA) – Parlemen tandingan Libya yang menguasai ibukota Tripoli telah menghentikan rencana pembicaraan damai dengan parlemen terpilih yang disponsori PBB.
Melalui juru bicaranya, pada Rabu (21/1), parlemen tandingan yang bernama Kongres Nasional Umum (GNC), menyalahkan pemerintah yang diakui secara internasional atas kekerasan baru di negara itu, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Kamis.
Pekan lalu, PBB meluncurkan putaran baru perundingan Libya di Jenewa yang bertujuan meredakan kekerasan di negeri produsen minyak itu, antara kedua pemerintah dan parlemen yang berlomba-lomba berkuasa setelah empat tahun setelah tersingkirnya Muammar Gaddafi.
GNC dibentuk setelah kelompok bersenjata yang disebut Libya Dawn merebut ibukota Tripoli pada musim panas lalu. Perdana Menteri Libya Abdullah Al-Thinni yang didukung secara internasional, memindahkan pemerintahnya ke wilayah timur .
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Namun, juru bicara GNC Omar Hmeidan mengatakan, wakil-wakil dari majelis Tripoli tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan yang disponsori PBB.
GNC menuduh pasukan bersekutu dengan pemerintahan Al-Thinni menentang Tripoli dengan menyerbu dan menguasai cabang bank sentral di kota timur Benghazi dan tindakan-tindakan kekerasan lainnya.
“Militer telah menguasai bank sentral (di Benghazi) untuk beberapa waktu, bukan hanya hari ini. Bank sentral sekarang aman,” kata Kolonel Farraj Al-Barasi, seorang komandan militer yang setia kepada Perdana Menteri di Benghazi. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)