Jakarta, MINA – Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) meminta media Islam jangan takut melontarkan kritik atas sejumlah kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat, khususnya menyangkut kepentingan umat Islam.
“Media Islam tidak perlu takut melontarkan kritik atas kebijakan yang kita anggap tidak pro dengan masyarakat, atau kepentingan umat Islam. Karena media dibentuk sebagai alat kontrol,” kata Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam di acara Munas I Forum Jurnalis Muslim (Forjim) di Jalan Kebagusan Raya, Jakarta, Jumat (5/1).
Menurutnya, kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun, tidak menyerang orang secara pribadi, melainkan kebijakannya. Untuk itu dibutuhkan jurnalis muslim yang punya daya analisis yang kuat, serta kemampuan menulis hebat, sehingga benar-benar bisa melahirkan karya jurnalistik yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.
“Media Islam harus punya daya dobrak yang kuat. Untuk itu dibutuhkan seorang jurnalis yang punya daya kritis dan analisis yang kuat. Karena tulisan bisa menjadi senjata untuk mengubah dunia,” tegas Usamah.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Bahkan lagi banyak media-media Islam yang saat ini diblokir pemerintah. Padahal itu jelas bertentangan dengan UU Kemerdekaan Pers No 40 Tahun 1999.
“Ketika ada upaya dari oknum pemerintah yang ingin mematikan kebebasan pers, terutama tentang kebangkitan media Islam, di situlah dibutuhkan daya kritis dari seorang jurnalis muslim untuk melakukan kritik.
“Karena kalau bukan dari kita siapa lagi,” ujar
Usamah adalah Juru Bicara Fraksi PPP di DPR pada tahun 1998 yang saat itu fokus memperjuangkan lahirnya UU Kemerdekaan Pers.
Namun belakangan ia heran, kenapa umat Islam yang awalnya mempelopori lahirnya UU tersebut, saat ini justru umat Islam sendiri yang jadi korbannya.
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Terbukti dengan adanya kriminalisasi ulama, dan banyaknya media Islam diblokir.
Usamah yakin saat ini memang ada oknum yang tidak ingin menghendaki umat Islam bangkit terutama di wilayah kebangkitan pers.
Padahal sebagai umat mayoritas di Indonesia, ini bisa menjadi modal besar bagi munculnya kekuatan gerakan Islam yang dimulai dari media-media Islam.
Munas ini mengambil tema “Mengukuhkan Jurnalis Muslim Sebagai Agen Perubahan.” Usamah berharap perubahan itu bisa benar-benar terwujud dengan lahirnya jurnalis-jurnalis Muslim yang punya kekuatan menulis yang hebat, dan daya kritis. (L/R03/RS3)
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
Mi’raj News Agency (MINA)