Ramallah, 18 Syawwal 1436/3 Agustus 2015 (MINA) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pembakaran dua rumah milik warga Palestina di Distrik Duma, selatan Nablus, utara Tepi Barat yang berujung pada meninggalnya seorang bayi berusia 18 bulan adalah sebuah kejahatan perang.
“Pembunuhan Ali Saeed Dawabsheh, yang dibakar sampai mati di rumahnya, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang,” kata Abbas saat bertemu dengan anggota-anggota sayap kiri Partai Meretz Israel yang dipimpin oleh Zehava Gal-On, Ahad (2/8) malam, demikian Wolrdbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Ekstrimis Yahudi diduga kuat sebagai pelaku utama atas serangan di Distrik Duma, Tepi Barat yang diduduki, yang juga melukai kedua orang tuanya dan saudara tuanya.
Menurut The Jerusalem Post, Abbas menambahkan, “Kita tidak bisa mengatakan ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang gila. Kita perlu melihat ini sebagai serangan teroris dan ekspresi kesedihan saja tidak cukup. Ada perlu langkah-langkah kongkrit diambil terhadap teroris yang membakar korban dan keluarganya,” tegasnya.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Abbas mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak untuk mengambil bagian dalam negosiasi perdamaian yang gencar disuarakan lembaga-lembaga internasional.
“Senjata terbaik untuk melawan kejahatannya adalah intifada,” kata Abbas, mengacu pada intifada Palestina terhadap pendudukan Israel.
Sementara Ketua Meretz, Zehava Gal-On, yang mendukung solusi dua negara, menyatakan ‘terkejut’ atas serangan itu. “Kita perlu tindakan tegas terhadap teror Yahudi, mengakhiri pendudukan kami terhadap jutaan orang dan untuk kembali membuka pembicaraan solusi dua negara,” katanya. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia