Khartoum, MINA – Sebanyak 22 partai oposisi di Sudan dan kelompok-kelompok demonstran menuntut Presiden Omar Bashir mundur dari jabatannya, setelah protes mematikan atas krisis ekonomi yang melanda negara itu.
Pihak oposisi pada Selasa (1/1) mendesak agar Bashir menyerahkan kekuasaan ke “dewan yang berdaulat” dan pemerintahan transisi yang akan menetapkan tanggal “yang cocok” untuk pemilihan umum demokratis, demikian Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA.
Kelompok-kelompok selain oposisi menyebut diri mereka Front Nasional untuk Perubahan, termasuk beberapa faksi Islam yang pernah bersekutu dengan Bashir dan kelompok-kelompok yang memisahkan diri dari partai-partai tradisional besar.
Bashir mulai berkuasa setelah merebut kekuasaan dalam kudeta militer 1989.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Pemerintah ini tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi krisis ekonomi karena krisis ekonomi pada dasarnya adalah krisis politik,” kata Ketua Partai Umma, Mubarak Elfadel kepada wartawan pada konferensi pers di ibu kota Sudan, Khartoum.
“Pemerintah perlu mengakhiri pemerintahannya dan mundur. Kita perlu membentuk dewan sementara dan pemerintahan transisi yang akan menjalankan tahap baru ini dan mempersiapkan kita untuk pemilihan umum baru,” tambahnya.
Sementara itu, partai Sudan Reform Now yang berkoalisi dengan partai penguasa, mengumumkan pihaknya menarik diri dari pemerintahan koalisi. Langkah itu dinilai semakin melemahkan pemerintahan sekarang. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)