Washington, MINA – Partai Republik di Dewan Perwakilan AS memberhentikan Ilhan Omar dari komite Urusan Luar Negeri DPR yang prestisius, karena anggota parlemen Muslim itu mengejek politisi Amerika atas dukungannya yang tidak beralasan terhadap rezim Israel dengan imbalan finansial.
Langkah itu disahkan sesuai hasil pemungutan 218-211 suara pada Kamis (2/2), untuk legislator kelahiran Somalia itu, Press TV melaporkan.
Mereka yang memberikan suara mendukung penarikan Omar dari Komite mengutip tweetnya pada tahun 2019 yang berbunyi, “Ini semua tentang Benjamin, sayang.”
Tweet tersebut merujuk pada gambar Benjamin Franklin pada uang kertas $100 sebagai sarana untuk menunjukkan bahwa mereka yang mendukung rezim Israel di seluruh spektrum politik Amerika, dimotivasi oleh uang.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Para pencela Omar menilai tweet itu sebagai “antisemit”, tetapi dia sendiri mengatakan bahwa mereka yang berkomplot melawannya tidak dapat mentolerir kehadiran Muslim di Kongres dan juga bertindak berdasarkan “xenofobia dan rasisme”.
Dia, dalam banyak kesempatan, mengkritik keras politisi AS pro-Israel di seluruh badan legislatif bikameral dengan menggambarkan entitas pendudukan sebagai rezim “apartheid” dan mengecam kejahatan perangnya terhadap warga Palestina.
Omar juga mengkritik American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) karena perannya dalam membentuk kebijakan AS.
Secara terpisah, dia mengatakan di masa lalu bahwa pasukan AS dan negara-negara lain harus memiliki standar akuntabilitas yang sama ketika tindakan mereka melukai atau membunuh warga sipil.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Berbicara kepada Kongres sebelum pemungutan suara, Omar mengatakan bahwa penyerangnya tidak akan mampu membungkamnya. “Kepemimpinan dan suara saya tidak akan berkurang jika saya tidak berada di komite ini … suara saya akan semakin keras dan kuat,” katanya.
“Saya seorang Muslim, saya seorang imigran dan, yang menarik, saya berasal dari Afrika,” tambah wanita berusia 40 tahun itu.
“Apakah ada yang terkejut bahwa saya menjadi sasaran? Apakah ada yang terkejut bahwa saya dianggap tidak layak untuk berbicara tentang kebijakan luar negeri Amerika?” tambahnya. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)