Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar Barang Bekas Menjamur di Gaza

Admin - Selasa, 29 Maret 2016 - 12:03 WIB

Selasa, 29 Maret 2016 - 12:03 WIB

815 Views ㅤ

Warga melakukan transaksi jual-beli barang bekas di Al-Yarmouk (Potho: MEMO)
Warga melakukan transaksi jual-beli barang bekas di Al-Yarmouk (Potho: MEMO)

Warga melakukan transaksi jual-beli barang bekas di Al-Yarmouk (Potho: MEMO)

Gaza, 20 Jumadil Akhir 1437/29 Maret 2016 (MINA) – Pasar barang bekas menjamur di Gaza sebagai dampak dari perekonomian yang terus melemah karena blokade yang dilakukan Israel.

Pasar Al-Yarmouk menjadi tempat yang sering dikunjungi konsumen Palestina untuk melakukan transaksi jual beli barang yang diperlukan. Demikian yang diberitakan MEMO dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kegiatan tersebut sebagai tanda positif, mengingat melonjaknya pengangguran hingga 45 persen. Sementara setidaknya ada sekitar 150.000 lulusan perguruan tinggi menganggur.

Adapun barang bekas yang diperdagangkan oleh puluhan pekerja di antaranya pakaian, sepatu, peralatan dapur, dan barang elektronik.

Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi

Pengangguran di Gaza ibarat bom waktu yang mengancam stabilitas, di mana terjadi kenaikan signifikan bahkan sebelum terjadinya perang Israel-Gaza ketiga yang begitu dahsyat.

Menurut laporan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Palestina pada kwartal kedua tahun 2014, pengangguran di Gaza mencapai 45 persen atau sekitar 200.000 orang dari jumlah angkatan kerja yang ada dan mempengaruhi penghasilan harian sepertiga atau 700.000 dari jumlah penduduk Jalur Gaza.

Masalah pengangguran ini berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan yang hingga kini mencapai 50 persen dari penduduk Gaza. Di samping permasalahan lain yang masih belum ada solusinya hingga saat ini, seperti banyaknya pekerja di bawah umur, hingga krisis gaji yang belum terbayar. Saat ini ada 40.000 staf pemerintah belum menerima gajinya selama beberapa bulan terakhir, menyebabkan resesi dan rendahnya daya beli rakyat Gaza.

Hingga akhir tahun 2014 kondisi ekonomi di Jalur Gaza terus memburuk, runtuhnya sistem ekonomi sebagai akibat dari peperangan besar yang terjadi pada Juli-Agustus 2014 lalu. Jumlah penduduk miskin dan kurang beruntung meningkat secara signifikan menjadi 65 persen dari penduduk Jalur Gaza. Bahkan jumlah ini melampaui jumlah pengangguran yang juga meningkat sebanyak 30.000 orang menjadi 230.000 orang atau 55 persen.

Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat

Selain itu UNRWA juga menyatakan jumlah kerawanan pangan di Jalur Gaza mencapai 57 persen. Sedangkan jumlah penerima bantuan kemanusiaan di Gaza lebih dari satu juta orang atau 60 persen dari jumlah penduduk Jalur Gaza. (T/P004/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Rekomendasi untuk Anda