Yerusalem, MINA – Militer Israel dihantui ketakutan akan meningkatnya serangan perlawanan yang menargetkan pendudukan di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Surat kabar Ibrani, Israel Hayom, edisi Kamis (6/7) melaporkan, setelah berakhirnya agresi terhadap kamp Jenin di Tepi Barat utara, tentara Israel menyatakan ada kemungkinan besar operasi penembakan dalam beberapa hari mendatang di Tepi Barat.
Bahkan mungkin serangan itu di dalam Garis Hijau (wilayah yang diduduki pada tahun 1948), sebagai upaya para pejuang perlawanan Palestina untuk membuktikan mereka masih dapat melakukan serangan.
Laporan itu menambahkan, penilaian ini datang meskipun fakta bahwa pejuang perlawanan Palestina bersembunyi selama agresi, dan tentara Israel memperkirakan beberapa militan Palestina memasuki rumah dan bersembunyi serta lainnya meninggalkan kamp.
Baca Juga: Hamas: Kejahatan Israel di Tepi Barat Tidak akan Hentikan Perlawanan
Media itu menunjukkan, tentara Israel memperkirakan kejutan yang melanda kamp pengungsi di Jenin karena aktivitas tentara akan berlalu dari waktu ke waktu, dan pada saat yang sama, tentara menegaskan bahwa masih ada sejumlah besar orang yang dicari di kamp tersebut.
Menurut surat kabar itu pula, bahwa mereka yang mengharapkan operasi untuk menyelesaikan masalah perlawanan di Tepi Barat adalah salah dan menyesatkan.
Ditambahkan, tentara Israel terkejut oleh fakta bahwa jumlah alat peledak yang ditemukan dan dihancurkan, yaitu sekitar seribu, menunjukkan meningkatnya pengembangan dan produksi alat peledak, yang menjadi tanda akan meluasnya perlawanan hingga mencakup daerah lain di Tepi Barat.
Pada Selasa malam, pasukan pendudukan Israel benar-benar mundur dari kamp Jenin, setelah agresi yang berlangsung selama dua hari, yang menyebabkan kematian 12 orang Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Baca Juga: Hamas Sebut Pernyataan Trump tentang Gaza ‘Rasis’
Sementara tentara pendudukan mengakui bahwa seorang tentara Israel terbunuh selama bentrokan dengan pejuang perlawanan. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Ingin Ambil Alih Gaza Setelah Usir Warga Palestina