Jeneponto, MINA – Penanganan darurat pascabencana tanah longsor masih berlangsung di Desa Loka, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (20/10), di tengah berlangsungnya status darurat, hujan lebat masih berpotensi terjadi di kawasan ini.
Hari ini, secara umum wilayah Provinsi Sulawesi Selatan masih berpotensi hujan dengan disertai petir atau kilat serta angin kencang.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayor Jenderal Fajar Setyawan meminta masyarakat untuk tetap waspada.
“Masyarakat agar tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem beberapa bulan ke depan,” ujar Fajar di lokasi terdampak.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah merilis peringatan dini gerakan tanah untuk wilayah Kecamatan Rumbia termasuk pada kategori sedang hingga tinggi.
Di samping itu, Fajar menambahkan, perlu adanya edukasi, komunikasi dan informasi kepada masyarakat yang tinggal di lokasi yang rawan bencana agar bencana serupa tidak terulang.
Pada konteks penanganan darurat pascalongsor, ia juga berpesan kepada pemerintah daerah untuk memastikan kebutuhan dasar para korban bencana terpenuhi.
Bencana tanah longsor yang berlangsung pada Jumat pekan lalu (14/10), pukul 21.00 waktu setempat, mengakibatkan terjadinya korban meninggal dunia, kerusakan bangunan maupun tertutupnya akses jalan.
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
Informasi perkembangan terkini dari TRC BNPB menyebutkan pembersihan material longsor telah dihentikan. Seluruh area yang terdampak material longsor sudah dapat dilalui kendaran roda dua dan roda empat.
Pascakejadian ini, BNPB bersama Ketua Komisi VIII DPR RI telah meninjau lokasi bencana dan memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp250 juta.
BNPB mendukung bantuan logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar senilai Rp100 juta kepada Pemerintah Kabupaten Jenepoto. Saat itu, Wakil Bupati setempat menerima secara simbolis bantuan tersebut.
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengapresiasi kinerja BNPB dalam merespons penanganan bencana di Jenepoto maupun berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045
Menyikapi bencana ini, Pemerintah Kabupaten Jenepoto telah menetapkan status keadaan darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 7 hari, terhitung 14 – 20 Oktober 2022. Pemerintah daerah mengaktifkan pos komando tanggap darurat untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan penanganan bencana. (R/R2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI