Washington, MINA – Pasukan Amerik Serikat (AS) akan tetap berada di Irak selama diperlukan, juru bicara koalisi NATO pimpinan AS mengatakan, Ahad (19/8).
“Kami akan mempertahankan pasukan di sana selama kami pikir mereka dibutuhkan,” ujar Kolonel Sean Ryan, juru bicara koalisi pimpinan AS untuk misi anti-ISIS, pada konferensi pers yang diadakan di ibu kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi.
“Alasan utama, setelah ISIS (Daesh) dikalahkan secara militer, adalah upaya stabilisasi dan kami masih perlu ada di sana untuk itu, jadi itulah salah satu alasan kami akan mempertahankan kehadiran pasukan kami,” tambahnya, seperti dilansir Daily Sabah.
Namun jumlah tentara AS bisa sewaktu-waktu dikurangi, tergantung kapan pasukan lain dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyebar untuk membantu melatih tentara Irak, katanya.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Ia menambahkan sekitar 5.200 pasukan AS saat ini berbasis di Irak.
Para menteri pertahanan NATO setuju pada Februari untuk misi “melatih dan membimbing” yang lebih besar di Irak setelah seruan AS untuk aliansi Pertahanan Atlantik Utara tersebut untuk membantu menstabilkan negara itu setelah tiga tahun perang melawan Daesh.
“Mungkin, mungkin ada penarikan, itu hanya bergantung pada kapan NATO masuk dan mereka membantu melatih pasukan juga,” kata Ryan.
Irak secara resmi mengumumkan kemenangan atas para teroris pada bulan Desember, lima bulan setelah mengambilalih kubu mereka, Mosul.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Kehadiran Daesh baru-baru ini telah dibersihkan dari Irak – oleh pasukan Irak dan koalisi militer pimpinan AS – setelah kelompok teroris menyerbu banyak wilayah di Irak utara dan barat pada tahun 2014.
Koalisi pimpinan AS dibentuk pada 2014 atas seruan mantan presiden Barack Obama untuk dikirim ke wilayah itu untuk membantu pemerintah Irak dalam pertempuran melawan Daesh.(T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung