Mosul, 1 Rajab 1438/29 Maret 2017 (MINA) – Seorang politisi Irak mengatakan bahwa pasukan negeri itu menggunakan rudal Iran dan Amerika Serikat dalam pertempuran untuk merebut kota Mosul dari kontrol kelompok Islamic State (ISIS).
Mantan Gubernur Mosul Atheel Al-Nujaifi mengatakan bahwa Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi harus bertanggung jawab atas pembantaian baru-baru ini yang menewaskan ratusan warga sipil di distrik Kota Tua, Mosul.
“Rudal dari sejumlah negara, termasuk Iran dan Amerika Serikat (AS), dikirim kepada tentara Irak,” kata Komandan Operasi Niniwe Kolonel Fawzi Al-Hassani mengomentari pernyataan Nujaifi.
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru
Hassani mengatakan kepada The New Arab yang dikutip MINA, rudal balistik Qaher-1 buatan Iran dengan jangkauan 500 kilometer, diserahkan kepada milisi Hashd Al-Shaabi yang belum banyak terlibat dalam ofensif Mosul.
Milisi Hashd Al-Shaabi yang didukung Iran dikerahkan untuk membela Baghdad setelah kekalahan tentara Irak di utara ketika ISIS menyerang negara itu.
Namun, milisi ini juga telah dikaitkan dengan sejumlah pembantaian dan pelanggaran hak asasi manusia selama Baghdad berupaya membebaskan Irak utara yang mayoritas berpaham Sunni dari kekuasaan ISIS.
Keterlibatan Iran di Irak terlihat dalam laporan terbaru dari Baghdad yang menunjukkan adanya Pengawal Revolusi Iran dalam pertempuran di kota barat Tal Afar, serta daerah lainnya di Mosul.
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
Bulan lalu, Iran secara resmi mengumumkan kematian seorang prajuritnya dari Pengawal Revolusi di Mosul Barat.
Namun, pemerintah Baghdad terus menyangkal keberadaan prajurit Iran di lapangan dalam pertempuran untuk merebut Mosul kembali.
Sebanyak 3.864 warga sipil telah tewas di Mosul Barat sejak pertengahan Februari, ketika tentara Irak memulai kampanye luasya untuk mengambil kembali daerah padat penduduk itu.
PBB telah memperingatkan bahwa sekitar 600.000 orang tetap berada di Mosul Barat yang masih dikuasai IS, termasuk 400.000 yang “terjebak” dalam pengepungan di Kota Tua. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)