Kirkuk, MINA – Pasukan Irak dan pasukan paramiliter merebut kota Kirkuk di utara tanpa ada senjata yang ditembakkan hari Senin (16/10), setelah pasukan Kurdi yang terbelah dua dan satu kelompok menolak untuk berperang, melarikan diri.
Sebuah konvoi pasukan, tank dan kendaraan lapis baja dari Pasukan Anti-Terorisme Irak merebut markas besar pemerintah provinsi, lokasi militer utama dan ladang minyak pada Senin siang, kurang dari satu hari setelah operasi militer dimulai.
Pasukan Kurdi yang dikuasai Baffal Talabani, putra presiden yang terakhir, menarik diri dari posisinya tanpa perlawanan pada Sabtu malam. Demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Ribuan warga Kurdi melarikan diri dari kota karena takut terjadinya pembalasan. Jam malam diberlakukan mulai pukul 7 malam sampai pukul 7 pagi.
“Kami tidak lagi merasa aman. Kami berharap bisa kembali ke rumah kami, tapi saat ini kami merasa berbahaya jika tinggal,” kata seorang pria Kurdi yang memilih pergi ke Erbil bersama keluarganya.
Sementara itu, warga etnis Turkmen yang menentang kontrol Kurdi atas kota itu, merayakan berpindahnya kontrol kepada pasukan Irak.
Kirkuk dan ladang minyaknya yang menguntungkan telah dikuasai pasukan Kurdi sejak tahun 2014, ketika tentara Irak melarikan diri dari serangan gerilyawan Islamic State (ISIS).
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Perebutan kembali Kirkuk oleh Baghdad adalah buntut dari perselisihan pemerintah pusat dengan pemerintah Daerah Kurdistan setelah rakyat Kurdi melakukan referendum kemerdekaan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan