Tubas, MINA – Kemarahan meningkat di Tepi Barat yang diduduki pada hari Jumat (19/8) setelah pasukan Israel membunuh seorang pria Palestina yang tidak bersenjata.
Saleh Sawafta berusia 58 tahun, sedang kembali dari shalat subuh di sebuah masjid dekat rumahnya di Tubas, ketika dia ditembak di kepala. Dokter berjuang untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi Sawafta meninggal karena “luka kritis.”
Korban yang sedang mempersiapkan pernikahan putrinya pekan depan, tidak terlibat dalam bentrokan sebelumnya dengan pasukan Israel dan bukan merupakan target penangkapan.
Kematiannya membuat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel sejak awal tahun menjadi 135 jiwa.
Baca Juga: UNICEF Kritik Keras Rencana Israel-AS Awasi Distribusi Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Ratusan orang menghadiri pemakaman Sawafta pada Jumat sore, saat kemarahan menyebar di kota itu.
Gubernur Tubas Mayjen Younis Al-Assi menuduh tentara Israel menggunakan “kekuatan yang berlebihan dan tidak dapat dibenarkan” terhadap warga Palestina, dan menembak untuk membunuh.
Dia mengatakan kepada Arab News bahwa kebijakan tentara Israel untuk membunuh, melukai dan menangkap warga Palestina adalah kontributor utama “industri terorisme,” dan mempengaruhi kaum muda untuk membalas dendam atas kematian dan serangan.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan bahwa angkatan bersenjata pendudukan Israel akan melanjutkan “terorisme” mereka kecuali masyarakat internasional berhenti menampilkan standar ganda atas hukum internasional. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Presiden Palestina Bertemu Putin di Moskow
Mi’raj News Agency (MINA)