Khirbet Tana, Yordania, 5 Rabi’ul Akhir 1438/ 4 Januari 2016 (MINA) – Pasukan Israel pada Selasa (3/1) menghancurkan sekitar 13 bangunan infrstruktur perumahan dan sekolahan, di distrik Badui Khirbet Tana, utara Lembah Yordania.
Menurut warga Khirbet Tana, Majed Afif, mengatakan kepada WAFA yang dikutip MINA bahwa buldoser tentara Israel menghancurkan 13 bangunan di desa, termasuk rumahnya sendiri dan fasilitas lainnya.
“Kita sekarang hidup di udara terbuka dan dingin,” katanya mengungkapkan kegundahannya atas apa yang terjadi di desanya.
“Kami tidak akan menyerah. Kita akan membangun kembali desa kami,” tegasnya.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Khirbet Tana adalah desa berpenduduk sekitar 250 orang. Kawasan ini terletak di Area C Tepi Barat, dan lebih dari 60 persen luas wilayah Tepi Barat, tetapi di bawah kontrol penuh militer Israel. Daerah ini juga, dikelilingi oleh dua permukiman Israel utama, Itamar dan Mikhora. Desa ini mengalami empat serangan pembongkaran tahun lalu, ketika 150 infrastruktur hancur dan memindahkan 214 orang.
Desa itu tidak memiliki infrastruktur dasar karena Israel tidak mengizinkan pembangunan untuk warga Palestina di Kawasan C. Tidak ada air, tempat limbah dan tidak ada jaringan listrik.
Warga pun menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik, merupakan bantuan kemanusiaan Eropa, yang terancam bisa dihancurkan atau disita oleh tentara Israel.
Militer Israel menggunakan wilayah ini untuk tujuan pelatihan, dan ketika itu terjadi itu memerintahkan keluarga meninggalkan rumah mereka selama berjam-jam atau berhari-hari sampai kegiatan berakhir.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Ghassan Daghlas, yang memonitor pelanggaran Israel di utara Tepi Barat melaporkan, pasukan Israel dengan mesin-mesin berat menghancurkan desa dan sekolah yang menjadi satu-satunya tempat layanan masyarakat, dengan dalih pembangunan tanpa izin.
Sekolah itu dibangun dengan dana dari Bantuan Kemanusiaan dan Perlindungan Sipil Komisi Eropa, dan dibuka untuk siswa mulai pada November.
Menurut Biro Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) , gelombang pembongkaran dilakukan oleh pemerintah Israel,
“sangat sulit bagi warga Khirbet Tana hidup dalam stabilitas, mempertahankan mata pencaharian mereka, mengingat pembongkaran berulang di desa,” ujarnya.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
“Ada banyak komunitas Palestina lainnya hidup dalam situasi yang sama genting karena lokasi mereka di daerah tersebut dinyatakan ditutup oleh pemerintah Israel,” tambah OCHA.(T/R10/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza