Pasukan Israel Tutup Semua Gerbang Besi Keluar/Masuk Desa Marda

Menutup Semua Gerbang Besi Pintu Masuk Desa Marda.

Salfit, Tepi Barat, 14 Rabi’ul Akhir !438/ 13 Januari 2016 (MINA) – Pasukan Israel menutup semua gerbang besi pintu keluar/masuk desa Marda kabupaten Salfit Utara, Tepi Barat,  sejak Kamis malam (12/1), dan melarang warga melintas, diduga akibat pelemparan batu yang dilakukan warga terhadap tentara Israel.

“Pasukan Israel menutup semua gerbang besi di pintu masuk desa dan mencegah saya pergi keluar,” kata warga Marda Ahmad Ibdah kepada Ma’an News dikutip Kantor Berita Islam MINA, Jum’at (13/1).

Desa ini adalah produsen minyak zaitun terbesar di Palestina dan dipagar dengan kawat berduri serta pintu masuk/keluar  dari besi.

Ibdah menambahkan, seorang tentara mengatakan kepadanya bahwa penutupan sampai ada penegasan dan pemberitahuan lebih lanjut.

“Desa terus diserbu oleh tentara Israel akibat dugaan pelemparan batu, maka dari itu Israel menutup gerbang besi di desa dalam beberapa hari, akan membukannya setelah intervensi oleh Humas Palestina,” katanya.

Desa Marda, di distrik Salfit, yang merupakan produsen minyak zaitun terbesar di Palestina. Desa ini sesungguhnya sebuah ghetto (daerah terisolir dan melarat), dengan dikelilingi pintu baja dan pagar besi dilengkapi kawat berduri.

Marda adalah desa konservatif, dan tradisional. Kaum perempuan menggunakan kerudung di depan publik dan bersosialisasi secara terpisah dari laki-laki. Namun, semua orang sangat ramah dan interaktif. Meskipun mereka mengalami penjajahan, pelecehan, dan intimidasi, semua warga terlihat bersemangat. Ada kebersamaan yang hakiki di sini, dan jauh lebih sejuk dibanding yang sering dibayangkan Barat tentang orang Palestina.

Orang-orang Palestina sangat mencintai anak-anak mereka, terutama yang masih kecil, seolah-olah mereka ingin melindungi anak-anak kecil itu sepenuhnya. Anak-anak itu terlihat bebas di Marda. Anak usia 6 tahun berjalan kaki ke sekolah, mereka pergi berbelanja ke toko, dan bermain di area terbuka tanpa diawasi. Sekilas seolah mereka tidak diurusi. Namun, warga Marda punya kebijakan sendiri. Di sini, setiap orang saling mengenal dan menjaga. Jika ada anak kecil yang bermain keluar batas aman, orang dewasa terdekat akan segera mengingatkan. (T/anj/)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)