Al-Quds, MINA – Pasukan pendudukan Israel menyerang aksi demonstrasi “Kemarahan Jumat” di Tepi Barat dan Jalur Gaza, menggunakan amunisi hidup, peluru karet, bom suara dan gas air mata.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, tiga warga Palestina terluka parah di kepala, daerah kaki dan punggung akibat tembakan peluru kepada para peserta di perbatasan sebelah timur Jabaliya (Jalur Gaza utara), pada Jumat (9/2/2018).
Seorang warga Palestina lainnya terluka di dekat persimpangan Beit Hanoun-Erez di Jalur Gaza utara. Kantor Berita MINA melaporkan dari sumber Quds Press.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa dua awak kapal di Nablus terkena peluru tajam dan peluru karet di desa Beita, dan dua lainnya di dekat pos pemeriksaan militer Hawara.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Organisasi itu menambahkan, luka akibat peluru juga dialami seorang demonstran di pintu masuk kota Al-Bireh, dan satu lagi di kota Ni’lin, sebelah barat Ramallah.
Dalam konteks yang sama, Masyarakat Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa pasukan Israel mencegah masuknya ambulans ke wilayah timur Nablus, kecuali melalui koordinasi dengan Komite Internasional Palang Merah.
Di Nablus, bentrokan pecah di persimpangan kota Beita (selatan kota), dan di desa Deir al-Hatab di timur dan Mada di selatan.
Pasukan pendudukan Israel menutup pintu masuk ke kota utama Beita dan menyatakannya sebagai “zona militer tertutup”.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Di Ramallah, pasukan pendudukan Israel menekan demonstrasi di desa Mazra’a al-Gharbia dan Ni’lin yang memprotes penyitaan lahan Palestina untuk proyek perluasan permukiman Yahudi.
Tentara Israel menembakkan peluru tajam, peluru karet, bom suara dan gas air mata ke demonstran, dan melukai puluhan lainnya.
Palestina telah menyerukan demonstrasi rakyat, pada hari Jumat, mengecam pembunuhan pendudukan Israel terhadap pemuda, “Ahmed Nasr Jarrar,” Selasa lalu, dan menolak pernyataan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota pendudukan.
Wilayah Palestina yang diduduki telah menggelar berbagai gelombang demonstrasi sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada tanggal 6 Desember 2017, Yerusalem sebagai ibukota Israel, serta rencana pemindahan kedutaan AS ke kota yang diduduki itu. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya