Tel Aviv, MINA – Sebanyak 130 tentara Israel menyatakan mereka menolak untuk bertugas di militer pendudukan kecuali rezim sayap kanan di Tel-Aviv secara aktif melakukan kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza.
Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kritik internal terhadap penanganan pemerintahan Netanyahu terhadap genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan eskalasi regional, demikian dikutip dari MEMO, Rabu (9/10).
Menurut Haaretz, tentara tersebut mengirimkan surat kepada menteri kabinet dan kepala staf militer. Para penandatangannya mencakup tentara cadangan dan wajib militer di berbagai cabang militer, termasuk Korps Lapis Baja, Korps Artileri, Komando Front Dalam Negeri, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.
“Sekarang jelas bahwa melanjutkan perang di Gaza tidak hanya menunda kembalinya para sandera dari penawanan, namun juga membahayakan nyawa mereka,” kata para penandatangan.
Baca Juga: UNRWA: Hampir Satu Juta Pengungsi Gaza Hadapi Musim Dingin Ekstrem
“Banyak sandera yang terbunuh oleh serangan IDF, lebih banyak daripada yang berhasil diselamatkan dalam operasi militer untuk menyelamatkan mereka,” ujar mereka.
Sambil mengeluarkan ultimatum, mereka mengatakan: “Kami, yang mengabdi dengan dedikasi dan mempertaruhkan nyawa, dengan ini mengumumkan bahwa jika pemerintah tidak segera mengubah arah dan berupaya mencapai kesepakatan untuk memulangkan para sandera, kami tidak akan dapat terus melayani.”
Surat tersebut selanjutnya memperingatkan bahwa bagi sebagian orang, garis merah telah terlampaui, sementara bagi sebagian lainnya, hal ini sudah semakin dekat, seraya menambahkan “Harinya semakin dekat ketika kita, dengan hati yang hancur, akan berhenti melapor untuk bertugas.”
Penolakan untuk menjadi tentara terjadi menyusul penolakan Israel terhadap perjanjian gencatan senjata demi melanjutkan genosida di Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggagalkan perundingan dengan menambahkan syarat-syarat baru untuk gencatan senjata, seperti desakannya untuk mempertahankan pasukan pendudukan di Koridor Philadelphia di perbatasan antara Gaza dan Mesir.
Baca Juga: Suriah Bergolak, Tentara Israel Terobos Perbatasan
Israel telah membunuh sejumlah sandera dan memperluas agresi militernya di wilayah tersebut, dengan mengebom Tepi Barat, Yaman, Iran, Suriah dan Lebanon yang diduduki secara ilegal, di mana satu juta orang telah mengungsi. Kritikus mengatakan Israel menginginkan perang regional demi kembalinya sandera mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengenang Intifada Pertama Palestina 37 Tahun Lalu